Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kesalahpahaman Umum mengenai Penyakit Skizofrenia

Kompas.com - 25/10/2023, 08:45 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

2. Membuat penderita mendengar suara kasar dan mengancam

Gejala skizofrenia bisa berbeda bagi setiap penderita dan mencakup beragam gejala. Beberapa orang mengalami halusinasi pendengaran dan jenis delusi sensorik lainnya.

Stereotip yang sering ditemukan adalah bahwa penderita skizofrenia mendengar suara mengancam di kepalanya, menyuruhnya melakukan tindakan kekerasan.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa interpretasi orang terhadap halusinasi pendengaran penderita mungkin dipengaruhi oleh budaya di wilayah tersebut.

Dalam masyarakat individualis seperti Amerika Serikat, suara-suara dianggap mengganggu dunia pribadi seseorang, sementara masyarakat kolektivis yang menekankan komunitas lebih nyaman membangun hubungan dengan suara mereka.

Baca juga: Apakah Minum Teh Bisa Membantu Mengatasi Stres dan Depresi?

3. Penderita skizofrenia mempunyai kepribadian ganda

Meskipun skizofrenia memiliki gejala yang sangat beragam, namun menimbulkan kepribadian yang terpisah bukanlah salah satunya.

Sebagian asal muasal mitos ini berasal dari istilah skizofrenia itu sendiri. Nama kelainan ini berasal dari kata Yunani schizien yang berarti “terbelah” dan phren yang berarti “pikiran”.

Secara harfiah, keduanya berarti “pikiran terpisah”, yang awalnya mengacu pada pemisahan antara pikiran-pikiran yang biasa terjadi dalam pikiran individu penderita skizofrenia.

Namun, gagasan tentang “pikiran yang terbelah” terkadang disalahartikan sebagai perpecahan antar kepribadian.

Baca juga: 3 Dampak Cancel Culture terhadap Kesehatan Mental

4. Perlu rawat inap jangka panjang atau seumur hidup

Kesalahpahaman umum lainnya adalah bahwa seseorang yang didiagnosis menderita skizofrenia tidak dapat menjadi anggota masyarakat yang bersikap normal.

Meskipun tidak ada obat yang secara langsung mengobati skizofrenia, ada sejumlah cara pengobatan untuk membantu seseorang hidup dengan gangguan tersebut.

Berbagai jenis obat antipsikotik dapat mengurangi frekuensi dan intensitas gejala. Pengobatan lain yang sering kali bersamaan dengan pengobatan adalah perawatan psikososial.

Baca juga: Dampak Negatif Insomnia terhadap Kesehatan Mental

5. Skizofrenia terjadi secara acak

Ilustrasi kesalahpahaman tentang penyakit skizofrenia.iStockphoto/PeopleImages Ilustrasi kesalahpahaman tentang penyakit skizofrenia.

Percaya atau tidak, ada sejumlah anggapan faktor acak yang terkait dengan berkembangnya skizofrenia.

Tumbuh di perkotaan dikaitkan dengan perkiraan peningkatan risiko dua kali lipat terkena kondisi ini. Bahkan, waktu kelahiran seseorang juga dapat mempengaruhi risiko skizofrenia.

Meskipun mekanisme sebab akibat belum diketahui secara pasti, ada beberapa teori yang dapat menjelaskan masing-masing mekanisme tersebut.

Di lingkungan perkotaan, para psikolog berteori bahwa faktor-faktor seperti polusi dan meningkatnya paparan terhadap tekanan sosial dapat berkontribusi pada hubungan antara skizofrenia dan perkotaan.

Kemudian, penelitian menemukan bahwa ibu yang tertular virus saat hamil mempunyai hubungan dengan memiliki anak yang berisiko lebih tinggi terkena skizofrenia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com