KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah, mata uang Indonesia, terhadap dollar Amerika Serikat (AS) melemah.
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (24/10/2023), kurs rupiah berada di level Rp 15-864 per dollar AS, menguat setelah sempat terpuruk di level Rp 15.934 per dollar AS.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, penyebab rupiah melemah karena tekanan eksternal yang cukup kuat, yakni geopolitik Ukraina hingga Timur Tengah.
"Pelemahan rupiah ini diperkirakan masih akan berlanjut hingga tembus Rp 16.100-Rp 16.500 per dollar AS jika tidak ada langkah mitigasi," tuturnya, dikutip dari Kompas.com, Selasa (24/10/2023).
Mata uang rupiah ternyata masuk ke dalam daftar mata uang terlemah di dunia terhadap dollar AS.
Baca juga: Penyebab Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Hampir Tembus Rp 16.000
Baca juga: Saldo Simpanan Minimal BCA Prioritas Naik dari Rp 500 Juta Jadi Rp 1 M, Berlaku Kapan?
Dollar AS kerap dianggap sebagai mata uang terkuat di dunia. Namun, faktanya mata uang terkuat di dunia adalah dinar dari Kuwait.
Hanya saja, dollar AS menjadi instrumen tukar yang paling banyak diperdagangkan di dunia.
Dilansir dari Forbes, berikut mata uang terlemah di dunia per 2023 berdasarkan nilai tukar dengan dollar AS, mengacu data Open Exchange per Oktober 2023:
Iran memiliki mata uang Rial Iran dengan nilai tukar terlemah terhadap dollar AS.
Nilai tukar rial rendah karena adanya sanksi ekonomi yang telah memberikan tenanan pada mata uang tersebut. Faktor lainnya adalah adanya kerusuhan politik dan inflasi yang tinggi di negara itu.
Baca juga: Rupiah Hari Ini Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS, Penyebab, dan Respons Sri Mulyani
Mata uang Vietnam, Dong vietnam menempati posisi kedua sebagai mata uang terlemah di dunia.
Mata uang dong vietnam terus melemah setelah adanya pembatasan investasi asing dan perlambatan ekspor di Vietnam.
Kenaikan suku bunga di AS juga memperparah nilai tukar dong vietnam.
Laos dengan mata uangnya Kip Laos menjadi mata uang terlemah ketiga di dunia per Oktober 2023.
Rendahnya nilai mata uang Laos disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang lamban, utang luar negeri yang terus meningkat, dan inflasi yang tinggi.
Baca juga: Penyebab Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Hampir Tembus Rp 16.000