Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Badai pada 25-30 Oktober 2023

Kompas.com - 24/10/2023, 19:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan update sejumlah wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat dan badai periode 25-30 Oktober 2023.

Informasi tersebut disampaikan BMKG melalui unggahan di Instagram @infobmkg pada Selasa (24/10/2023).

"Mari cek potensi curah hujan di wilayah Indonesia pada tanggal 25-30 Oktober 2023.
Tetap waspada selalu Sobat," tulis unggahan tersebut.

Sejumlah wilayah memasuki musim hujan

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan, sebagian wilayah Indonesia akan dilanda hujan pada lima hari ke depan.

"Saat ini sudah masuk musim hujan di wilayah utara equator (di atas garis khatulistiwa). Sedangkan wilayah selatan equator atau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan masuk (musim hujan) pada bulan November dan Desember," ungkapnya kepada Kompas.com, Selasa.

Menurut Guswanto, perbedaan waktu awal musim hujan ini disebabkan karena angin muson timur masih berhembus dari Australia.

Angin ini hanya membawa sedikit atau bahkan tidak membawa uap air sama sekali. Akibatnya, tidak terbentuk awan hujan yang memengaruhi musim hujan di Indonesia.

Wilayah Indonesia yang memasuki awal musim hujan pada Oktober 2023 adalah Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.

Baca juga: Hujan Terasa Semakin Jarang, Benarkah karena Pemanasan Global?


Hujan di periode 24-30 Oktober 2023

Lebih lanjut, Guswanto menjelaskan, hujan yang terjadi seminggu ke depan disebabkan oleh berbagai faktor.

Aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuator diprakirakan aktif di Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Sebagian Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua dalam sepekan ke depan.

Gelombang atmosfer Kelvin juga terpantau berada di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Papua Barat, dan Papua.

"Sehingga, faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut," ujar dia.

Daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin terpantau memanjang dari Aceh, Sumatera Utara, hingga Riau, Bengkulu bagian utara hingga Jambi, Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat.

Daerah lain yang menjadi tempat pertemuan kecepatan angin adalah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara, Papua, dan Jawa Timur hingga JawaTengah.

"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi tersebut," katanya.

Baca juga: Perkiraan Musim Hujan, Mungkinkah Hawa Panas Hilang Saat Hujan?

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com