Gejala skizofrenia bisa berbeda bagi setiap penderita dan mencakup beragam gejala. Beberapa orang mengalami halusinasi pendengaran dan jenis delusi sensorik lainnya.
Stereotip yang sering ditemukan adalah bahwa penderita skizofrenia mendengar suara mengancam di kepalanya, menyuruhnya melakukan tindakan kekerasan.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa interpretasi orang terhadap halusinasi pendengaran penderita mungkin dipengaruhi oleh budaya di wilayah tersebut.
Dalam masyarakat individualis seperti Amerika Serikat, suara-suara dianggap mengganggu dunia pribadi seseorang, sementara masyarakat kolektivis yang menekankan komunitas lebih nyaman membangun hubungan dengan suara mereka.
Baca juga: Apakah Minum Teh Bisa Membantu Mengatasi Stres dan Depresi?
Meskipun skizofrenia memiliki gejala yang sangat beragam, namun menimbulkan kepribadian yang terpisah bukanlah salah satunya.
Sebagian asal muasal mitos ini berasal dari istilah skizofrenia itu sendiri. Nama kelainan ini berasal dari kata Yunani schizien yang berarti “terbelah” dan phren yang berarti “pikiran”.
Secara harfiah, keduanya berarti “pikiran terpisah”, yang awalnya mengacu pada pemisahan antara pikiran-pikiran yang biasa terjadi dalam pikiran individu penderita skizofrenia.
Namun, gagasan tentang “pikiran yang terbelah” terkadang disalahartikan sebagai perpecahan antar kepribadian.
Baca juga: 3 Dampak Cancel Culture terhadap Kesehatan Mental
Kesalahpahaman umum lainnya adalah bahwa seseorang yang didiagnosis menderita skizofrenia tidak dapat menjadi anggota masyarakat yang bersikap normal.
Meskipun tidak ada obat yang secara langsung mengobati skizofrenia, ada sejumlah cara pengobatan untuk membantu seseorang hidup dengan gangguan tersebut.
Berbagai jenis obat antipsikotik dapat mengurangi frekuensi dan intensitas gejala. Pengobatan lain yang sering kali bersamaan dengan pengobatan adalah perawatan psikososial.
Baca juga: Dampak Negatif Insomnia terhadap Kesehatan Mental
Percaya atau tidak, ada sejumlah anggapan faktor acak yang terkait dengan berkembangnya skizofrenia.
Tumbuh di perkotaan dikaitkan dengan perkiraan peningkatan risiko dua kali lipat terkena kondisi ini. Bahkan, waktu kelahiran seseorang juga dapat mempengaruhi risiko skizofrenia.
Meskipun mekanisme sebab akibat belum diketahui secara pasti, ada beberapa teori yang dapat menjelaskan masing-masing mekanisme tersebut.
Di lingkungan perkotaan, para psikolog berteori bahwa faktor-faktor seperti polusi dan meningkatnya paparan terhadap tekanan sosial dapat berkontribusi pada hubungan antara skizofrenia dan perkotaan.
Kemudian, penelitian menemukan bahwa ibu yang tertular virus saat hamil mempunyai hubungan dengan memiliki anak yang berisiko lebih tinggi terkena skizofrenia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.