Kelompok penelitian di Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Brasil, Institut Mamiraua, mengatakan bahwa dua lumba-lumba mati ditemukan hari Senin (4/10/2023) di wilayah sekitar Danau Tefe.
Para ahli percaya suhu air yang tinggi kemungkinan besar menjadi penyebab kematian karena suhu sejak minggu lalu telah melebihi 39 derajat Celsius.
Baca juga: Ramai soal Pesut Mahakam di Twitter, Apa Bedanya dengan Lumba-lumba?
Media lokal melaporkan, bahwa ribuan ikan juga mati di Sungai Amazon akibat dari kekeringan ini.
“Kami telah mendokumentasikan 120 bangkai dalam seminggu terakhir,” kata peneliti di Mamiraua Institute, Miriam Marmontel.
Lumba-lumba di Sungai Amazon sebagian besar berwarna merah jambu mencolok merupakan spesies ikan air tawar unik yang hanya ditemukan di sungai daerah Amerika Selatan dan merupakan salah satu dari segelintir spesies lumba-lumba air tawar yang tersisa di dunia.
Siklus reproduksi lumba-lumba yang lambat membuat populasi mereka sangat rentan terhadap ancaman.
Marmontel mengatakan, sekitar delapan dari 10 bangkai lumba-lumba yang ditemukan adalah lumba-lumba merah jambu dan dalam bahasa Brasil disebut dengan Boto.
Bangkai lumba-lumba tersebut mewakili 10 persen dari perkiraan sisa populasi mereka di Danau Tefe.
Baca juga: Amazon atau Nil, Mana yang Merupakan Sungai Terpanjang di Dunia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.