Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Kritik Pemilu dan Peluang Puan Jadi Ketum PDI-P

Kompas.com - 27/05/2024, 12:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri memberikan pidatonya dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI-P ke-5 pada Jumat (24/5/2024).

Dalam acara tersebut, Megawati menyinggung mengenai beberapa isu politik dan pemerintahan.

Megawati berbicara mengenai kecurangan Pemilu 2024 hingga peluang Puan Maharani menjadi Ketua Umum PDI-P.

Berikut poin-poin dari pidato Megawati di Rekernas PDI-P.

Baca juga: Kata Kubu Anies dan Prabowo soal Megawati Ajukan Amicus Curiae ke MK


Poin pidato Megawati di Rekernas PDI-P

1. Pemilu 2024 terburuk dalam sejarah Indonesia

Pada kesempatan tersebut, Megawati mengungkapkan, Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sebagai yang terburuk dalam sejarah demokrasi Indonesia.

Dikutip dari Kompas.com, Jumat (24/5/2024), hal tersebut sering diungkapkan oleh berbagai akademisi, tokoh masyarakat sipil, hingga budayawan.

Menanggapi hal tersebut, Megawati sangat menyayangkan terjadinya pengingkaran kedaulatan rakyat dalam pelaksanaan pemilu.

Praktik tersebut yang dibuktikan dengan penyalahgunaan kekuasaan yang memakai sumber daya negara untuk kepentingan elektoral.

“Berbagai kerusakan demokrasi ini lah yang disoroti oleh Profesor Arief Hidayat, Profesor Saldi Isra, dan Profesor Enny Nurbaningsih melalui dissenting opinion mereka,” ungkap Megawati.

Di sisi lain, Megawati mengaku senang karena masih ada yang berani mengungkapkan dissenting opinion dalam sidang sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres).

Baca juga: Daftar Pihak yang Ajukan Amicus Curiae ke MK, Tak Hanya Megawati

2. TNI-Polri kini "ikut" politik praktis

Masih terkait dengan Pemilu 2024, Megawati menyinggung soal keterlibatan TNI dan Polri dalam politik praktis.

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (24/5/2024), Megawati juga menyebut bahwa dwifungsi ABRI sudah dihapus dengan susah payah pada awal era reformasi.

“Masak TNI-Polri dibawa lagi ke politik praktis sebagaimana kita rasakan dalam pilpres yang baru saja berlalu. Saya tuh sedihnya ya gitu,” kata Megawati.

Ia pun membandingkan Pilpres 2024 dengan Pilpres 2004 saat dirinya menjabat sebagai presiden.

Meskipun ia menjadi presiden ketika Pemilu langsung pertama, menurutnya Pemilu 2024 justru menjadi abu-abu dan seperti direkayasa.

Baca juga: Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com