Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kentut Bau Disebabkan karena Terlalu Banyak Makan Protein?

Kompas.com - 29/09/2023, 19:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang menyatakan bahwa kentut yang berbau busuk disebabkan karena terlalu banyak makan protein, ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dimuat oleh akun TikTok @themightymita pada (28/7/2023).

"Kalo kentut lo belom bau busuk berarti protein lo masih kurang," tulis unggahan tersebut.

Diketahui, protein adalah salah satu nutrisi penting yang bekerja untuk mendukung pertumbuhan sel. 

Secara umum, protein terdiri dari dua jenis yaitu protein hewani (daging, telur, susu) dan protein nabati (tempe, tahu, alpukat, dan lainnya).

Hingga Jumat (29/9/2023) sore, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 1,6 juta kali dan mendapatkan lebih dari 4.200 komentar dari warganet.

Kendati demikian, beberapa warganet berkomentar bahwa penyebab bau busuk pada kentut karena hal lain.

"Gua kira kentut bau busuk karna makanan gue kotor semua," tulis pemilik akun @apayaya**ya0000.

"Kentut bau bukan karna usus yang kotor??" tanya akun @syfnt**hr_.

"Aku kira klo kentut bau busuk perut kita bermasalah," ungkap akun @adelianb*a2.

Lantas, benarkah kentut yang berbau busuk itu tanda bahwa seseorang terlalu banyak mengonsumsi protein?

Baca juga: Benarkah Kentut Bisa Menurunkan Berat Badan?


Penjelasan dokter 

Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterologi di RS Saiful Anwar Malang Syifa Mustika menyampaikan, bau kentut yang kuat setelah mengonsumsi banyak daging (protein) dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

"Ketika kita makan daging, maka tubuh harus mencerna protein hewani yang terdapat dalam daging tersebut," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (29/9/2023).

Selama proses pencernaan, bakteri dalam usus dapat mengurai protein tersebut dan menghasilkan senyawa sulfur seperti hidrogen sulfida, yang memiliki bau tidak sedap.

Selain itu, pola makan yang tinggi daging mungkin mengakibatkan perubahan dalam mikrobiota usus seseorang.

Mikrobiota usus adalah kumpulan mikroorganisme yang hidup di dalam usus dan berperan dalam pencernaan.

"Sehingga, konsumsi daging dalam jumlah besar dapat mengubah komposisi mikrobiota usus, yang dapat memengaruhi produksi gas dan bau kentut," lanjut dia.

Ia menyampaikan, bau kentut yang tidak sedap setelah makan daging adalah hal yang normal dan umum terjadi.

Baca juga: India Pernah Gelar Kompetisi Kentut, Gagal karena Hanya Ada 3 Peserta

Kentut yang sehat adalah kentut yang berbau

Sementara itu, pakar penyakit dalam dan spesialis paru-paru (internis pulmonologist) di Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Sumardi menyampaikan bahwa kentut yang sehat adalah kentut yang memiliki bau atau berbau.

"Kentut harus bau, artinya proses pembusukan sisa-sisa makanan yang tidak diserap usus (sampah) dibikin busuk oleh bakteri usus, lalu dibuang dalam proses buang air besar (BAB)," ujarnya terpisah.

Sementara itu, terkait dengan protein yang dikaitkan dengan bau kentut yang kuat (berbau), ia mengatakan bahwa makanan (protein) itu tergantung dari cara memasaknya.

"Tergantung proteinnya (kentut bau atau tidak). Telur, daging, ikan, kedelai, dimasak apa? Jadi steak, rendang, dibakar atau apa? Jadi tergantung cara memasaknya juga, bisa beda-beda," lanjutnya.

Meski begitu, ia juga mengatakan bahwa kentut bau adalah kentut yang normal dan umum terjadi pada kebanyakan orang.

Baca juga: 6 Kondisi Kesehatan yang Bisa Diketahui Melalui Kentut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Tren
Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com