Diet mediterania adalah pola makan yang mengutamakan bahan makanan dari tumbuhan dengan kandungan vitamin, mineral, dan karbohidrat kompleks.
Pola makan ini memperbolehkan Anda mengonsumsi sumber protein dan lemak, seperti ikan, daging putih, daging merah, dan telur.
Dengan catatan, Anda harus membatas jumlah gula atau pemanis tambahan lainnya.
Diet mediterania juga membatasi natrium dan karbohidrat olahan sehingga membantu seseorang menurunkan berat badan serta mempertahankan berat badan yang sehat.
"Diet ini memberikan tubuh serat dalam jumlah yang cukup yang sangat penting untuk menurunkan berat badan," kata Lisa.
Dilansir dari Siloam Hospital, diet mediternia memiliki segundang manfaat, mulai dari menjaga kadar gula darah, memelihara kesehatan jantung, hingga mencegah peradangan.
Baca juga: 7 Cara Menurunkan Berat Badan di Usia 50 Tahun, Apa Saja?
Diet mayo adalah rencana makan yang mendukung gaya hidup sehat dengan cara mengganti "makanan buruk" dengan "makanan baik".
Anda bisa menggunakan piramida makanan untuk menunjukkan jenis makanan yang dapat dikonsumsi.
Tujuan diet mayo pada dasarnya adalah mengonsumsi lebih banyak makanan, tapi sedikit kalori.
Diet mayo terdiri dari beberapa menu makanan, seperti buah-buahan, sayuran, lemak sehat, makanan berserat, dan biji-bijian.
Baca juga: Benarkah Karbohidrat Bisa Bikin Berat Badan Bertambah?
Sesuai namanya, diet tinggi protein adalah pola makan yang berfokus pada konsumsi makanan berprotein.
Penulis nutrisi dan pemilik Melissa Mitri Nutrition, Melissa Mitri mengatakan, diet tinggi protein cocok untuk Anda yang berusia 50 tahun ke atas karena di usia tersebut massa otot akan berkurang.
"Protein adalah makronutrien penting untuk menurunkan berat badan. Mengonsumsi lebih banyak protein akan membuat Anda kenyang lebih lama dan meningkatkan massa otot tanpa lemak," kata Mitri.
Baca juga: Benarkah Kentut Bisa Menurunkan Berat Badan?
Pilihan diet lainnya yang cocok bagi usia 50 tahun ke atas adalah diet rendah karbohidrat.
Menurut Mitri, diet ini cocok karena mengingat respons tubuh di usia 50 tahun terhadap karbohidrat yang tidak terlalu baik.