KOMPAS.com - Kecelakaan di tol layang Mohammed bin Zayed (MBZ) dari arah Jakarta ke Cikampek kembali terjadi pada Sabtu (9/9/2023) pagi.
Kecelakaan itu mengakibatkan beberapa mobil ringsek, sementara mobil lainnya menepi di bahu jalan tol.
Kepala Induk PJR Tol Jakarta-Cikampek Kompol Rikky Akmaja mengatakan, kecelakaan di tol MBZ disebabkan karena adanya mobil yang melawan arus.
Baca juga: Viral, Video Oknum Prajurit Tendang Ibu-ibu, Ternyata Anggota Kopasgat TNI AU
Diberitakan Kompas.com, Sabtu (9/9/2023), pengemudi mobil tersebut adalah anggota TNI berinisial GDW (29).
"Iya betul (anggota TNI)," kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Metro Bekasi Iptu Carmin, Sabtu (9/9/2023).
Belum diketahui alasan anggota TNI itu memutuskan untuk putar balik dan melawan arah.
Baca juga: Penantian Panjang Tol Cisumdawu, Napas Baru Bandara Kertajati
Lantas, di mana lokasi tol layang MBZ?
Baca juga: Saat Malaysia Gratiskan Jalan Tol Selama 4 Hari Lebaran...
Tol layang MBZ berlokasi di tengah jalan tol Jakarta-Cikampek.
Jalan tol MBZ melintasi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Indonesia.
Mulanya, jalan tol MBZ ini diberi nama jalan tol layang Jakarta-Cikampek atau Jakarta-Cikampek II Elveated yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 12 Desember 2019.
Jalan tol layang ini dibangun untuk mengatasi masalah kemacetan yang kerap terjadi di ruang tol Jakarta-Cikampek, terutama menjelang mudik dan balik lebaran tiap tahunnya.
Kemacetan itu terjadi karena tercampurnya arus komuter Jakarta-Bekasi-Cikarang yang padat dengan arus perjalanan jarak jauh menuju Bandung, Cirebon, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Baca juga: Profil Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Hari Ini Dibuka untuk Umum
Dua tahun setelah diresmikan, Jakarta-Cikampek II Elveated berganti nama menjadi jalan layang MBZ pada April 2021.
Perubahan nama itu tertuang dalam Surat Izin Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor BM.07.02-Mn/635, tertanggal 8 April 2021.
MBZ terinspirasi dari nama Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed (MBZ).
Dilansir dari laman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, nama MBZ dipilih sebagai penghormatan bagi Uni Emirat Arab (UEA) yang telah menjalin hubungan diplomatik selama 45 tahun dengan Indonesia.
UEA merupakan salah satu negara dengan investasi terbesar di Indonesia, terutama di bidang infrastruktur.
Baca juga: Berlaku Mulai Hari Ini, Berikut Rincian Diskon Tarif Jalan Tol Trans-Jawa
Jalan tol layang MBZ memiliki panjang 36,84 kilometer (km) dengan 9.000 tiang pancang.
Masih dari sumber yang sama, jalan tol MBZ ditetapkan menjadi jalan tol layang terpanjang di Indonesia.
Jalan tol ini membentang panjang dari wilayah Junction Cikunir hingga Karawang Barat dan melintasi beberapa bangunan perlintasan eksisting berupa overpass, Jembatan Penyebrangan Orang (JPO), atau Simpang Susun pada Jalan Tol Jakarta - Cikampek eksisting.
Konstruksinya juga telah dilakukan penyesuaian berupa peninggian elevasi struktur elevated dengan tetap memperhatikan kualitas pemenuhan ketentuan dan persyaratan teknis yang berlaku.
Baca juga: Ramai soal KPK Temukan Masalah Tata Kelola Jalan Tol di Indonesia, Apa Saja?
Jalan tol layang MBZ dilengkapi dengan fitur keselamatan berupa emergency U-turn di 8 titik lokasi khusus kondisi darurat.
Jalan tol ini juga memiliki 100 lebih buah CCTV pemantau secara langsung dan akan dilengkapi dengan fitur keselamatan lainnya, seperti Emergency Exit Ramp di 2 lokasi dan Emergency Parking Bay di 4 titik lokasi yang akan ditentukan.
Penyelamatan khusus pada kecelakaan di jalan tol dengan rescue udara "Air Medivac" menggunakan helikopter di Jalan MBZ Km 40B juga pernah dilakukan simulasi.
Baca juga: Daftar Nomor Penting Saat Berkendara di Jalan Tol
Simulasi itu dilakukan oleh PT Jasa Marga selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
Dalam pembangunannya, jalan tol layang MBZ menggunakan Teknologi Sosrobahu yang merupakan hasil karya anak bangsa bernama Tjokorda Raka Sukawati.
Teknologi Sosrobahu merupakan suatu teknologi yang sangat diperlukan dalam mengatasi kesulitan membangun kontruksi jalan di atas jalan yang sudah beroperasi dan padat volume kendaraan, seperti halnya di Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting.
Baca juga: 9 Cara Mencegah Pecah Ban Mobil di Jalan Tol, Apa Saja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.