Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Pasien Jantung Tidak Bisa Operasi karena Biaya Mahal, Ini Kata BPJS Kesehatan

Kompas.com - 22/08/2023, 10:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Pembiayaan penjaminan pelayanan kesehatan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menggunakan sistem pembayaran INA-CBGs," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (20/8/2023).

Sistem pembayaran INA-CBGs didasarkan pada pengelompokan diagnosis penyakit yang sudah meliputi seluruh sumber daya rumah sakit yang digunakan dalam pelayanan, baik secara medis maupun nonmedis, termasuk pelayanan canggih dan kompleks yang berbiaya mahal.

Selain itu, ia juga mengungkapkan, untuk pelayanan-pelayanan tertentu masih terdapat pembayaran tambahan (top up payment) kepada rumah sakit, yang dikelompokkan dalam Special Casemix Main Groups (CMG).

"Dari penelusuran BPJS Kesehatan terkait yang telah beredar melalui media sosial Twitter (saat ini X) dimaksud, pasien tersebut awalnya dirawat di Rumah Sakit Medika BSD, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita," ungkap dia.

Baca juga: Cara Ubah Data BPJS Kesehatan secara Online 2023, Bisa Dilakukan di Rumah

BPJS Kesehatan tengah berkoordinasi dengan RS 

Ardi mengaku, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita terkait pelayanan pasien tersebut agar pengobatannya dapat dilayani dan dijamin Program JKN sesuai dengan indikasi medis dan ketentuan prosedur yang berlaku.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada peserta JKN apabila memiliki kendala dalam pelayanan di fasilitas kesehatan dapat melaporkan ke BPJS Kesehatan.

"Peserta dapat menghubungi layanan 24 jam Care Center BPJS Kesehatan di nomor 165 atau fitur pengaduan pada Aplikasi Mobile JKN," jelas dia.

"Apabila peserta berada di rumah sakit, silakan menghubungi petugas BPJS SATU! (Siap Membantu) pada hari dan jam kerja. Nama, foto dan nomor kontak petugas BPJS Satu! terpampang pada ruang publik di rumah sakit," pungkasnya.

Baca juga: Berapa Lama Surat Rujukan BPJS Kesehatan dari Puskesmas ke RS Berlaku?

Pasien sudah sakit hampir tiga tahun

Sementara itu, Berlian menceritakan kronologi dari sakit pasien berinisial I tersebut.

Menurutnya, pasien itu datang dengan keluhan sakit dada, kemudian rasa tidak nyaman di dada termasuk sesak yang meningkat saat beraktivitas.

Awal mula pasien sakit dan periksa ke dirinya sekitar 3 tahun yang lalu.

"Waktu itu saya diagnosis ada penyakit jantung koroner, namun saya periksa koronernya tidak ada masalah. Kemudian dari pemeriksaan lain baru terlihat bahwa ada pembesaran pada pembuluh darah aorta dan kebocoran pada katup aorta," ungkap Berlian kepada Kompas.com, Senin (21/8/2023).

Ia mengungkapkan bahwa pasien tidak mempunyai riwayat kececelakaan atau insiden tertentu sebelumnya. Kendati demikian, yang bersangkutan pengidap darah tinggi.

"Pasien sakit sudah hampir tiga tahun (sakit), begitu diketahui ada kebocoran katup jantung dan memerlukan operasi, pasien saya rujuk ke RS yang lebih besar yang memang bisa melakukan operasi untuk masalah keborocoran katup jantung tersebut," jelas dia.

Baca juga: Jenis Buah yang Baik Dikonsumsi Penderita Penyakit Jantung

Selama sakit, kata Berlian, pasien ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Ini termasuk semua pemeriksaan, obat-obatan, dan kateterisasi jantung.

Halaman:

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com