Karir Amir Machmud lainnya di militer adalah menjadi Panglima Batalyon di Tasikmalaya dan Garut, sebelum diangkat menjadi Kepala Staf Resimen di Bogor.
Pada 1958, Amir Machmud pindah ke Jakarta dan bekerja sebagai anggota staf di Markas Besar Angkatan Darat hingga 1960.
Baca juga: Daftar Panglima TNI dari Tahun 1945, Terbanyak dari Angkatan Darat
Ketika Operasi Pembebasan Irian Barat, Amir Machmud diangkat Suharto sebagai Kepala Staf Operasional.
Kemudian pada 1962, Amir Machmud diangkat menjadi Panglima Kodam X/Lambung Mangkurat di Banjarmasin.
Amir Machmud juga disebut menjadi "orang suruhan" Suharto untuk meminta Sukarno menandatangani Supersemar.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Penerbitan Supersemar dan Kontroversinya
Brigjen M Yusuf lahir di Bone, 23 Juni 1928. Dia merupakan keturunan bangsawan Bugis.
Menurut catatan Harian Kompas (15/12/2021), sosoknya dikenal sederhana dan unik.
M Yusuf jarang sekali mengenakan pakaian dinas lapangan (PDL) lengkap.
Dia juga tidak pernah satu kali pun membawa pistol yang merupakan standar seorang perwira.
Selama hidup, M Yusuf memiliki karier yang panjang, di antaranya:
M Yusuf menjadi salah satu pelaku sejarah Supersemar.
Pada 11 Maret 1966, dia menemui Presiden Sukarno untuk menyampaikan pesan Men/Pengad Letjen Suharto agar memberikan kewenangan kepadanya.
Pesan Supersemar itu disebut untuk memulihkan situasi keamanan dan politik yang memanas.
Baca juga: Soekarno dan Sukarno
Jenderal lainnya yang terlibat dalam penerbitan Supersemar adalah Mayjen Basuki Rachmat.
Diberitakan Kompas.com (28/5/2021), Mayjen Basuki Rachmat lahir pada 4 November 1921 di Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.