Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trisuci Waisak, 3 Peristiwa Penting dalam Sejarah Umat Buddha

Kompas.com - 23/05/2024, 07:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Umat Buddha di seluruh dunia memperingati hari raya Trisuci Waisak 2568 BE (Buddhist Era) pada hari ini, Kamis (23/5/2024).

Disebut sebagai Trisuci karena terdapat tiga peristiwa penting dalam sejarah agama Buddha.

Ketiga peristiwa penting tersebut berkaitan dengan jalan hidup Siddharta Gautama, seorang guru spiritual dari India yang merupakan pendiri agama Buddha.

Dalam keyakinan umat Buddha, Pangeran Siddharta lahir ke dunia sebagai seorang Bodhisatva atau calon Buddha yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi.

Hari raya Trisuci Waisak ditetapkan pada purnama pertama di bulan Mei dan terus diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.

Hal itu resmi dinyatakan pertama kali dalam Konferensi Persaudaraan Buddha Sedunia di Sri Lanka pada 1950.

Di berbagai dunia, hari Waisak memiliki beragam sebutan. Seperti di India, perayaan hari Waisak disebut dengan hari Visakah Puja atau Buddha Purnima. Kemudian di Tibet, disebut hari Saga Dawa.

Baca juga: Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

3 peristiwa penting dalam sejarah hari raya Waisak

Dikutip dari Kompas.com (3/6/2023), berikut penjelasan masing-masing tiga peristiwa penting dalam Trisuci Waisak:

1. Kelahiran Siddharta Gautama

Peristiwa penting yang pertama dalam Trisuci Waisak yaitu kelahiran Siddharta Gautama pada 623 SM di Taman Lumbini dalam kondisi bersih tanpa noda, berdiri tegak, dan bisa langsung berjalan.

Pangeran Siddharta sendiri diketahui adalah seorang anak dari Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya.

Kemudian oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala, diramalkan bahwa kelak Siddharta akan menjadi seorang Chakrawatin (Maharaja Dunia).

2. Siddharta Gautama mendapat Penerangan Agung

Peristiwa penting selanjutnya adalah ketika Siddharta Gautama menginjak usia dewasa, tepatnya 35 tahun.

Siddharta Gautama mendapatkan Penerangan Agung, kemudian menjadi Buddha di Bodh Gaya pada saat bulan Waisak.

Ketika mencapai Penerangan Agung, tubuh Siddharta Gautama memancarkan enam sinar Buddha dengan warna biru (bhakti), kuning (kebijaksanaan), merah (kasih sayang), putih (suci), jingga (semangat), dan warna campuran.

3. Kematian Siddharta Gautama

Peristiwa penting terakhir dalam sejarah hari raya Waisak yakni ketika Siddharta Gautama wafat pada 543 SM di usia 80 tahun.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com