Ayahnya bernama Raden Soedarsono Soemodihardjo adalah seorang asisten residen (wedana). Sedangkan sang ibu bernama Soeratni.
Dia tercatat menjadi lulusan SMA Yogyakarta Muhammadiyah pada 1942.
Pada 1943, Basuki Rachmat bergabung dalam Pembela Tanah Air (PETA), organisasi militer buatan Jepang dan menjadi komandan.
Pada 17 Agustus 1945, Basuki bersama pemuda lain bergabung untuk membentuk tentara Angkatan Darat Indonesia.
Mereka pun membentuk Tentara Keamanan Rakyat pada 5 Oktober 1945.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Ratusan Tentara Jepang Tewas Diterkam Buaya di Pulau Ramree
Di bulan yang sama, dia pernah ditugaskan dalam TKR di Ngawi, Jawa Timur dan menduduki beberapa jabatan, di antaranya:
Basuki juga pernah menjabat sebagai Asisten IV/Logistik di bawah Kepala Staf Angkatan Darat Abdul Haris Nasution atau AH Nasution.
Dalam peristiwa Supersemar, dia termasuk satu dari tiga jenderal yang menemui Presiden Sukarno.
Ketiganya menjadi saksi ketika Sukarno menandatangi Supersemar.
Sukarno pun mempercayakan surat tersebut kepada Basuki agar diberikan kepada Suharto.
Malam harinya, ketiga jenderal tersebut segera pergi ke Markas Kostrad. Di sana, Basuki menyerahkan Supersemar kepada Suharto.
(Sumber: Kompas.com/Verelladevanka Adryamarthanino, Lukman Hadi Subroto | Editor: Nibras Nada Nailufar, Tri Indriawati).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.