Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Terlalu Sering Membuka Media Sosial Dapat Memengaruhi Otak Remaja

Kompas.com - 04/01/2023, 17:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi yang dilakukan oleh ahli saraf di University of North Carolina meneliti tentang efek media sosial pada remaja.

Penelitian ini mengisi potongan teka-teki sekaligus menyempurnakan implikasi dari aliran interaksi virtual yang hampir konstan dimulai pada masa kanak-kanak.

Dalam studi itu, peneliti melakukan pemindaian otak berturut-turut pada siswa sekolah menengah antara usia 12 dan 15 tahun, dikutip dari New York Times.

Baca juga: Amoeba Pemakan Otak, Mungkinkah Jadi Pandemi dan Masuk ke Indonesia?

Para peneliti menemukan, anak-anak yang terbiasa memeriksa umpan media sosial mereka pada usia sekitar 12 tahun menunjukkan kepekaan mereka terhadap penghargaan sosial meningkat dari waktu ke waktu.

Sementara remaja yang lebih jarang membuka media sosial menunjukkan hasil berlawanan, yakni minat yang menurun pada penghargaan sosial.

Studi yang diterbitkan di JAMA Pediatrics ini merupakan salah satu upaya pertama untuk menangkap perubahan fungsi otak yang berkorelasi dengan penggunaan media sosial selama beberapa tahun.

Baca juga: Kenali Penyebab dan Gejala Pendarahan Otak seperti yang Dialami Indra Bekti


Baca juga: 5 Manfaat Daun Mint, Tutupi Bau Mulut hingga Tingkatkan Fungsi Otak

Studi penggunaan media sosial

Kendati demikian, penulis mengakui bahwa studi itu memiliki keterbatasan.

Karena masa remaja adalah periode perluasan hubungan sosial, perbedaan otak dapat mencerminkan poros alami terhadap teman sebaya.

Ini dapat mendorong penggunaan media sosial lebih sering.

"Kami tidak dapat membuat klaim kausal bahwa media sosial mengubah otak," kata profesor psikologi dan ilmu saraf di University of North Carolina, Eva H Telzer.

Baca juga: Tumor Otak: Pengertian, Gejala, Diagnosis, hingga Penyembuhannya

Salah satu manfaat membatasi penggunaan media sosial adalah terjadinya peningkatan kualitas hidup.Shutterstock/13_Phunkod Salah satu manfaat membatasi penggunaan media sosial adalah terjadinya peningkatan kualitas hidup.

Namun, ia menyebut remaja yang terbiasa memeriksa media sosial mereka menunjukkan perubahan cukup dramatis dalam cara otak mereka merespons.

Hal ini berpotensi memiliki konsekuensi jangka panjang hingga dewasa, layaknya tahap perkembangan otak dari waktu ke waktu.

Sebuah tim peneliti mempelajari kelompok etnis yang terdiri dari 169 siswa di kelas enam dan tujuh dari sebuah sekolah menengah di pedesaan Carolina Utara.

Baca juga: 5 Media Sosial Paling Awal di Dunia, Pernah Mencoba?

Peneliti membagi mereka menjadi beberapa kelompok sesuai dengan seberapa sering mereka memeriksa umpan Facebook, Instagram, dan Snapchat.

Pada usia sekitar 12 tahun, para siswa sudah menunjukkan pola perilaku yang berbeda.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com