Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang dengan Bau Tertentu Lebih Disukai Nyamuk dan Kerap Digigit

Kompas.com - 20/10/2022, 11:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di masyarakat ada anggapan orang-orang tertentu lebih disukai nyamuk atau lebih sering digigit nyamuk.

Akan tetapi apa sebenarnya yang membuat nyamuk tertarik pada manusia?

Sebuah studi baru menemukan bahwa beberapa orang benar-benar "magnet nyamuk" dan mungkin ada hubungannya dengan cara para nyamuk mencium bau.

Bau badan yang disukai nyamuk

Para peneliti menemukan bahwa orang yang paling menarik bagi nyamuk menghasilkan banyak bahan kimia tertentu pada kulit mereka yang terikat dengan bau.

Selain itu para pengisap darah itu tetap setia pada bau favorit mereka dari waktu ke waktu.

"Jika Anda memiliki kadar tinggi zat ini pada kulit Anda, Anda akan menjadi orang yang banyak mendapat gigitan nyamuk," kata penulis studi Leslie Vosshall, seorang ahli saraf di Rockefeller University di New York, dilansir AP News, Selasa (18/10/2022).

Baca juga: Nyamuk Tertarik pada Orang dengan Kadar Asam Tinggi

Kulit berminyak dan kadar asam

Menurut para peneliti molekul berminyak adalah kunci dari penelitian. Mereka menemukan magnet nyamuk memiliki kadar asam tertentu yang tinggi pada kulit mereka.

Molekul berminyak adalah bagian dari lapisan pelembab alami kulit. Orang-orang memproduksinya dalam jumlah yang berbeda. Bakteri sehat yang hidup di kulit memakan asam ini dan menghasilkan bagian dari profil bau kulit.

Vosshall mengatakan Anda tidak dapat menghilangkan asam ini tanpa merusak kesehatan kulit Anda juga.

Nyamuk itu tangguh. Mereka memiliki banyak rencana cadangan untuk dapat menemukan kita dan menggigit kita," jelas Vosshall.

Baca juga: Studi Ungkap Warna yang Disukai dan Dibenci Nyamuk

 

Metode penelitian

Studi tersebut diterbitkan di jurnal Cell pada Selasa (18/10/2022). Para peneliti merancang eksperimen yang mengadu bau orang satu sama lain.

Penulis studi Maria Elena De Obaldia mengatakan hal tersebut dilakukan untuk menguji daya magnet nyamuk.

Mereka meminta 64 sukarelawan dari universitas dan sekitarnya untuk memakai stoking nilon di sekitar lengan bawah mereka untuk mendeteksi bau kulit mereka.

Stoking dimasukkan ke dalam perangkap terpisah di ujung tabung panjang, kemudian puluhan nyamuk dilepaskan.

Para ilmuwan mengadakan turnamen round-robin dan berakhir dengan kesenjangan yang mencolok.

Hasilnya subjek yang menjadi magnet nyamuk atau yang paling menarik bagi nyamuk sekitar 100 kali lebih menarik bagi nyamuk daripada yang menempati posisi terakhir.

Dilansir The Guardian, Rabu (19/10/2022), percobaan menggunakan nyamuk Aedes aegypti (yang menyebarkan penyakit seperti demam kuning), Zika, dan demam berdarah.

Vosshall mengatakan dia mengharapkan hasil serupa dari nyamuk jenis lain, tetapi akan membutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com