Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Warna yang Disukai dan Dibenci Nyamuk

Kompas.com - 16/10/2022, 16:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belum lama ini, sebuah studi menunjukkan adanya hubungan antara warna tertentu dengan ketertarikan nyamuk.

Untuk studi ini, para peneliti melacak perilaku nyamuk Aedes aegypti betina ketika mereka diberi berbagai jenis isyarat visual dan aroma, dikutip dari Prevention.

Mereka kemudian memasukkan nyamuk ke dalam ruang uji kecil dan memaparkannya pada hal-hal yang berbeda, seperti titik berwarna atau tangan seseorang.

Baca juga: Viral, Video Cara Pasang Ban Mobil di Pelek Tapak Lebar Pakai Obat Nyamuk Semprot dan Disulut Api

Sebagai informasi, nyamuk pertama kali mendeteksi Anda dengan mencium bau karbon dioksida dari napas Anda.

Itu mendorong mereka untuk memindai warna dan pola visual tertentu yang dapat mengindikasikan makanan.

Ketika tidak ada bau seperti karbon dioksida di ruang uji, nyamuk mengabaikan titik berwarna, tidak peduli apa warnanya.

Baca juga: Berikut Alasan Mengapa Nyamuk Suka Menggigit Manusia


Preferensi warna nyamuk

Tapi begitu peneliti menyemprotkan karbon dioksida di dalam ruangan, mereka terbang menuju titik-titik yang berwarna merah, oranye, hitam, atau sian.

Sementara titik-titik yang berwarna hijau, biru, atau ungu diabaikan.

Profesor biologi di University of Washington dan penulis utama studi tersebut, Jeffrey Riffell mengatakan, para ilmuwan sebelumnya hanya tahu sedikit tentang preferensi warna nyamuk secara umum.

"Hanya ada beberapa penelitian sebelum ini dan pekerjaannya sangat kontradiktif," kata Riffell, dikutip dari News Week.

Baca juga: Alasan Nyamuk Berdengung di Telinga Manusia

Ilustrasi siklus nyamuk shutterstock.com Ilustrasi siklus nyamuk

Menurutnya, studi ini menjadi penting karena dapat memiliki dampak kuat pada pengembangan perangkap baru pada nyamuk yang membawa penyakit tertentu.

Selain menguji teori tentang bagaimana pakaian dapat menarik atau mengalihkan nyamuk, pola warna di dalam dan di sekitar rumah mungkin juga memiliki efek yang sama.

Sebelum melakukan penelitian ini, tiga isyarat utama yang menarik nyamuk termasuk napas manusia, keringat dan suhu kulit.

Baca juga: 8 Cara Sederhana Menangkal Gigitan Nyamuk

Kini, Riffel menyebut isyarat lain merupakan bagian integral untuk memahami ketertarikan nyamuk pada manusia, yaitu warna merah yang terletak pada kulit manusia.

Warna oranye-merah yang ada di kulit ini memancarkan sejenis sinyal ke nyamuk untuk mendeteksi dan menemukan inang.

"Nyamuk memiliki semua sistem yang berlebihan ini, jadi mereka tidak hanya mendeteksi kita dengan CO2, mereka melihat kita secara visual untuk warna merah dan juga mencari panas atau uap tubuh untuk keringat," ujarnya.

Penelitian dilakukan di terowongan angin yang sangat besar dengan panjang sekitar 8 kaki, lebar 3 kaki dan tinggi 3 kaki.

Sekitar 1,3 juta nyamuk dilepaskan di terowongan, memungkinkan Riffell dan rekan-rekannya untuk mensimulasikan lingkungan alam.

Baca juga: Demam Berdarah Dengue, Ini Gejala hingga Pengobatan DBD

Kompas.com/SILMI NURUL UTAMI Metamorfosis nyamuk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com