Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Terlalu Lama atau Terlalu Singkat, Ini Durasi Ideal Menyeduh Teh

Kompas.com - 12/05/2022, 15:05 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Perhatikan lama waktu penyeduhan teh, baik ketika Anda menggunakan teh celup (teh kantong) maupun teh tubruk.

Karena jika daun teh terlalu lama terektraksi di air panas, maka manfaat kesehatan dari teh justru akan hilang. Citarasa pun akan jauh dari sempurna, karena daun teh akan terlalu matang atau gosong.

Teh celup sendiri lebih praktis digunakan. Karena setelah daun teh tereksktraksi, Anda bisa nyaman menyesap teh tanpa terganggu ampas dari teh.

Meski begitu, seduhan teh tubruk tetap banyak penggemarnya.

Dilansir dari Kompas.com (25/4/2021), dinamakan teh tubruk karena kita menyeduhnya dengan cara menaburkan dedaunan dan ranting teh di dalam gelas begitu saja.

Ketika air panas masuk, daun dan ranting ini akan bertubrukan satu sama lain. Karena inilah, seduhan ini disebut teh tubruk. 

Lantas, berapa waktu ideal penyeduhan teh?

Baca juga: 5 Jenis Teh Termahal di Dunia, Ada yang Berharga Miliaran

Risiko menyeduh teh terlalu lama atau terlalu singkat

Dilansir dari Well and Good, pada dasarnya masing-masing jenis daun teh memiliki toleransi waktu penyeduhan yang berbeda-beda, yang bisa mempengaruhi citarasa, aroma juga kandungan nutrisinya.

Teh hijau jepang misalnya, karena bertekstur lebih ringkih maka teh ini sebaiknya diseduh dalam air yang tak terlalu panas dan dalam rentang waktu yang tak terlalu lama.

Sedangkan teh oolong yang memiliki karakteristik lebih kuat, bisa diseduh dalam air panas dan dalam waktu yang relatif lebih lama.

Apa sebenarnya risiko yang akan kita dapat jika kita menyeduh teh terlalu lama?

Menurut ahli, menyeduh teh terlalu lama bisa mengeluarkan flavanoid, polyphenol, dan katekin lebih banyak. Namun, produksi kafein dan tanin pun juga akan berkali lipat lebih besar.

Nah dua kandungan ini, adalah yang bisa merusak citarasa teh, membuat teh jadi lebih pahit. 

Selain itu, jika kandungan kafein terlalu banyak, maka manfaat antioksidan dari teh akan tertutup risiko takaran kafein yang terlalu tinggi.

Sebaliknya, jika kita menyeduh teh dalam waktu terlalu singkat, maka kita akan kehilangan kesempatan menyesap berbagai antioksidan yang dimiliki teh.

Karena jika diseduh dalam waktu singkat, flavanoid dan polyphenol yang ada di dalam teh dipastikan belum maksimal keluar. 

Baca juga: Jangan Dikonsumsi Bersamaan, Makanan Ini Kontra dengan Kopi dan Teh

Ilustrasi teh celup.PIXABAY/CONGERDESIGN Ilustrasi teh celup.

Lama penyeduhan teh yang ideal

Agar bisa mendapatkan citarasa dan manfaat teh yang tepat, gunakan daun teh yang berkualitas bagus.

Kemudian, ikuti intruksi yang ada di dalam kemasan teh, mengenai suhu air juga lama penyeduhan yang disarankan.

Idealnya, lama penyeduhan teh antara 1 hingga 3 menit saja. 

Namun waktu ideal ini bisa berbeda-beda, tergantung dari jenis teh dan selera masing-masing orang.

Masih dilansir dari sumber yang sama, Well and Good, Steve Schwartz yang adalah pengarang Art of Tea: A Journey of Ritual, Discovery, and Impact, mengatakan bahwa hendaknya masing-masing penggemar teh memiliki pengalaman masing-masing dalam menemukan cara dan lama penyeduhan teh yang paling cocok dengan selera mereka.

Jika dalam menyeduh teh dirasa citarasanya terlalu pahit, maka kurangi lama waktu penyeduhan yang ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com