Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Kompas.com - 27/05/2024, 20:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pangan Singapura (SFA) menarik peredaran produk kacang impor buatan China bermerek Xiyuguoyuan Xinjiang Paper Roasted Walnut ukuran kemasan 500 gram dan 1 kg.

Produk kacang itu disebut mengandung bahan pemanis buatan siklamat dan asesulfam-K dalam kadar tinggi di luar batas yang diperbolehkan.

"SFA telah mengarahkan importirnya, Hong Xin Da Pte Ltd, untuk menarik kembali produk yang terlibat. Penarikan kembali sedang berlangsung," kata SFA dalam keterangan resminya, Jumat (24/5/2024).

Kandungan pemanis buatan dalam kacang Xiyuguoyuan Xinjiang Paper Roasted Walnut diketahui berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.

Baca juga: Obat China Dinilai Ampuh Atasi Masalah Kesehatan, Ini Menurut BPOM


Pemanis pangan

SFA menarik produk kacang Xiyuguoyuan Xinjiang Paper Roasted Walnut buatan China dari peredaran mulai 24 Mei 2024 karena mengandung pemanis buatan siklamat dan asesulfam-K.

Produk kacang yang ditarik dari peredaran diproduksi masing-masing pada 24 Maret 2024 dengan ukuran 500 gram dan 25 Maret 2024 untuk kemasan 1 kg.

Bahan siklamat atau asam siklamat dapat digunakan sebagai pemanis buatan pada produk pangan, seperti minuman ringan dan buah-buahan kalengan di Singapura.

Namun, pemerintah Singapura tidak memperbolehkan penggunaan siklamat pada kenari, kacang-kacangan, dan produk biji-bijian. 

Baca juga: BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Sementara penggunaan asesulfam-K untuk produk kacang-kacangan dan biji-bijian diperbolehkan sampai batas maksimum sesuai Peraturan Pangan Singapura.

Menurut badan tersebut, makan kacang mengandung siklamat dan asesulfam-K secara berlebihan dapat memengaruhi kondisi tubuh, meski tidak langsung terlihat efeknya.

Untuk menarik produk, SFA melakukan pendekatan hati-hati dan menguji sampel dari semua kacang-kacangan dan biji-bijian yang ada di Singapura. 

Produk lain yang memiliki kandungan pemanis buatan tak berizin atau melebihi kadar pemanis buatan dalam jumlah di atas normal, juga akan ditarik dari peredaran.

SFA juga mengimbau konsumen yang mengkonsumsi produk mengandung bahan pemanis buatan dan khawatir terhadap kesehatannya untuk memeriksakan diri ke dokter.

Baca juga: BPOM: Es Krim Magnum yang Ditarik di Inggris Tak Beredar di Indonesia

Efek siklamat dan asesulfam-K

Ilustrasi pemanis buatan.FREEPIK/8PHOTO Ilustrasi pemanis buatan.
Siklamat dan asesulfam-K dikenal sebagai pemanis buatan yang sering ditambahkan ke dalam makanan dan minuman sebagai pengganti gula karena rasanya lebih manis, rendah kalori, dan harganya murah.

Siklamat bahkan mempunyai tingkat kemanisan 30-80 kali gula alami.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kesaksian Warga Palestina yang Diikat di Kap Mobil dan Dijadikan Tameng oleh Tentara Israel

Kesaksian Warga Palestina yang Diikat di Kap Mobil dan Dijadikan Tameng oleh Tentara Israel

Tren
Ethiopia Selangkah Lagi Miliki Proyek Bendungan PLTA Terbesar di Afrika

Ethiopia Selangkah Lagi Miliki Proyek Bendungan PLTA Terbesar di Afrika

Tren
Jet Tempur Israel Serang Klinik di Gaza, Runtuhkan Salah Satu Pilar Kesehatan Palestina

Jet Tempur Israel Serang Klinik di Gaza, Runtuhkan Salah Satu Pilar Kesehatan Palestina

Tren
Sama-sama Baik untuk Pencernaan, Apa Beda Prebiotik dan Probiotik?

Sama-sama Baik untuk Pencernaan, Apa Beda Prebiotik dan Probiotik?

Tren
Dilirik Korsel, Bagaimana Nasib Timnas Indonesia jika Ditinggal STY?

Dilirik Korsel, Bagaimana Nasib Timnas Indonesia jika Ditinggal STY?

Tren
Ramai soal Siswi SMAN 8 Medan Tak Naik Kelas, Ini Penjelasan Polisi, Kepsek, dan Disdik

Ramai soal Siswi SMAN 8 Medan Tak Naik Kelas, Ini Penjelasan Polisi, Kepsek, dan Disdik

Tren
Perang Balon Berlanjut, Kini Korut Kirimkan Hello Kitty dan Cacing ke Korsel

Perang Balon Berlanjut, Kini Korut Kirimkan Hello Kitty dan Cacing ke Korsel

Tren
Perjalanan Kasus Karen Agustiawan, Eks Dirut Pertamina yang Rugikan Negara Rp 1,8 T

Perjalanan Kasus Karen Agustiawan, Eks Dirut Pertamina yang Rugikan Negara Rp 1,8 T

Tren
Ini Kronologi dan Motif Anak Bunuh Ayah Kandung di Jakarta Timur

Ini Kronologi dan Motif Anak Bunuh Ayah Kandung di Jakarta Timur

Tren
Pasangan Haji Meninggal Dunia, Jalan Kaki Berjam-jam di Cuaca Panas dan Sempat Hilang

Pasangan Haji Meninggal Dunia, Jalan Kaki Berjam-jam di Cuaca Panas dan Sempat Hilang

Tren
Kata Media Asing soal PDN Diserang 'Ransomware', Soroti Lemahnya Perlindungan Siber Pemerintah Indonesia

Kata Media Asing soal PDN Diserang "Ransomware", Soroti Lemahnya Perlindungan Siber Pemerintah Indonesia

Tren
Populasi Thailand Turun Imbas Resesi Seks, Warga Pilih Adopsi Kucing

Populasi Thailand Turun Imbas Resesi Seks, Warga Pilih Adopsi Kucing

Tren
Kisah Nenek Berusia 105 Tahun Raih Gelar Master dari Stanford, Kuliah sejak Perang Dunia II

Kisah Nenek Berusia 105 Tahun Raih Gelar Master dari Stanford, Kuliah sejak Perang Dunia II

Tren
Kronologi dan Kejanggalan Kematian Afif Maulana Menurut LBH Padang

Kronologi dan Kejanggalan Kematian Afif Maulana Menurut LBH Padang

Tren
7 Fakta Konser di Tangerang Membara, Vendor Rugi Rp 600 Juta, Ketua Panitia Diburu Polisi

7 Fakta Konser di Tangerang Membara, Vendor Rugi Rp 600 Juta, Ketua Panitia Diburu Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com