Adapun MABIMS adalah kepanjangan dari Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Menurut kriteria baru MABIMS, secara astronomis hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.
Melalui pemantauan hilal dan sidang isbat pada 1 Mei 2022 inilah, pemerintah akan menetapkan kapan Hari Raya Idul Fitri 2022.
Di sisi lain, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1443 H atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.
Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H.
“Pada hari Sabtu Legi, 29 Ramadan 1443 H bertepatan dengan 30 April 2022 M, ijtimak jelang Syawal 1443 H belum terjadi. Ijtimak terjadi esok harinya, Ahad Pahing, 30 Ramadan 1443 H bertepatan dengan 1 Mei 2022 M pukul 03:31:02 WIB,” tulis maklumat tersebut.
Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal yang berpedoman pada Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Baca juga: Muhammadiyah Tetapkan Idul Fitri 1443 H Jatuh pada 2 Mei 2022
Dilansir dari laman Muhammadiyah, posisi Bulan yang sudah berada di atas ufuk pada saat terbenam Matahari di seluruh Indonesia, berapa pun tingginya meski hanya 0,1 derajat, esok tetap merupakan hari pertama Bulan baru.
Berdasarkan hal tersebut, Maklumat menuliskan bahwa tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta sudah berwujud.
Di seluruh wilayah Indonesia pun, saat Matahari terbenam, Bulan sudah berada di atas ufuk.
“Umur bulan Ramadan 1443 H 30 hari dan tanggal 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin Pon, 2 Mei 2022 M,” kata maklumat itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.