Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tanda Adanya Batu Empedu, Nyeri Perut di Kanan Atas hingga Demam

Kompas.com - 21/03/2022, 09:31 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Kalau pola makan seseorang itu asupan lemak/minyak terlalu tinggi, punya faktor keturunan, bisa jadi membentuk batu empedu itu," imbuhnya.

Baca juga: 9 Cara Menurunkan Berat Badan Tanpa Diet Menurut Rekomendasi Ahli

Faktor risiko

Dikutip dari MayoClinic, (20/8/2021), faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko batu empedu meliputi:

  • Perempuan
  • Berusia 40 tahun atau lebih
  • Penduduk asli Amerika
  • Penduduk Hispanik asal Meksiko
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Tidak banyak bergerak
  • Sedang hamil
  • Makan makanan tinggi lemak
  • Makan makanan tinggi kolesterol
  • Makan makanan rendah serat
  • Memiliki riwayat keluarga dengan batu empedu
  • Menderita diabetes
  • Memiliki kelainan darah tertentu, seperti anemia sel sabit atau leukemia
  • Menurunkan berat badan dengan sangat cepat
  • Minum obat yang mengandung estrogen, seperti kontrasepsi oral atau obat terapi hormon
  • Memiliki penyakit liver

Baca juga: Gejala Klasik dan Nonklasik pada Penyakit Diabetes, Apa Saja?

Pencegahan pada risiko batu empedu

Anda dapat mengurangi risiko batu empedu jika Anda:

1. Jangan melewatkan waktu makan.

Cobalah untuk tetap pada waktu makan Anda yang biasa setiap hari.

Perilaku melewatkan makan atau berpuasa dapat meningkatkan risiko batu empedu.

2. Menurunkan berat badan secara perlahan.

Jika Anda perlu menurunkan berat badan, lakukan secara perlahan.

Penurunan berat badan yang cepat dapat meningkatkan risiko batu empedu.

Bertujuan untuk menurunkan 1 atau 2 pon (sekitar 0,5 sampai 1 kilogram) seminggu.

Baca juga: Cara Menurunkan Berat Badan dengan Berjalan Kaki

3. Makan lebih banyak makanan berserat tinggi.

Sertakan lebih banyak makanan kaya serat dalam diet Anda, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

4. Menjaga berat badan yang sehat.

Obesitas dan kelebihan berat badan meningkatkan risiko batu empedu.

Lakukanlah latihan atau berolahraga rutin untuk mencapai berat badan yang sehat dengan mengurangi jumlah kalori yang Anda makan dan meningkatkan jumlah aktivitas fisik yang Anda dapatkan.

Setelah Anda mencapai berat badan yang sehat, berusahalah untuk mempertahankan berat badan itu dengan melanjutkan diet sehat Anda dan terus berolahraga.

Baca juga: Pilih Kardio atau Angkat Beban untuk Turunkan Berat Badan?

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: Warna Urine dan Artinya dalam Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

Tren
Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com