KOMPAS.com - Jika Anda pernah mengalami sakit pada perut bagian kanan atas, maka Anda perlu waspada, apakah kondisi itu merupakan salah satu tanda adanya batu empedu atau bukan.
Batu empedu adalah endapan cairan pencernaan yang mengeras yang dapat terbentuk di kantong empedu Anda.
Kantong empedu ini berfungsi menampung cairan pencernaan yang disebut empedu yang dilepaskan ke usus kecil seseorang.
Baca juga: Sering Kesemutan? Simak Penyebab dan Cara Mengatasinya
Lalu, apa tanda-tanda seseorang mengidap batu empedu?
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Sawah Besar, Jakarta Pusat, dr Andi Khoemini Takdir mengatakan bahwa tanda adanya batu empedu pada seseorang bisa dideteksi bergantung pada seberapa besar ukuran batu empedu atau tingkat keparahannya.
"Jika seseorang ada batu empedu namun tidak ada infeksi, biasanya hanya merasakan ada sedikit mual, sebah, atau kembung," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (20/3/2022).
Sementara, jika seseorang sudah mengalami inflamasi atau peradangan akibat batu empedu biasanya merasakan nyeri di bagian kanan atas perut atau disertai dengan demam, mual, muntah.
"Orang yang mengalami peradangan batu empedu juga bisa warna air kencingnya menjadi lebih pekat, hilang nafsu makan, dan ada yang disertai diare," lanjut dia.
Andi menambahkan, pada kasus yang lebih parah lagi, seorang pasien akan mengalami demam tinggi, menggigil, pada sklera mata menjadi kuning, dan munculnnya rasa sakit perut yang tidak hilang selama berjam-jam.
Baca juga: Viral Video Batu Empedu Diduga Boba, Ini Penjelasannya
Berikut rangkuman beberapa gejala atau tanda dari seseorang yang mengalami batu empedu:
Baca juga: 3 Cara Membedakan Gejala Sakit Kepala Biasa dan akibat Covid-19 Omicron
Andi menyampaikan bahwa penyebab atau pemicu munculnya batu empedu pada organ dalam seseorang bisa dikarenakan adanya sumbatan lemak yang menumpuk di kantong empedu.
"Empedu sebenarnya diproduksi setiap hari, terutama bekerja untuk saluran pencernaan, tetapi jika terbentuk endapan lemak yang menumpuk di kantong empedu, nanti (lemak) itu yang pelan-pelan membentuk batu empedu," jelas dia.
Kemudian, Andi mengatakan, batu empedu juga bisa muncul karena faktor genetik atau pola hidup yang tidak baik.
Menurutnya, sumbangan penyebab adanya batu empedu paling banyak dari pola hidup, terutama pola makan.
"Kalau pola makan seseorang itu asupan lemak/minyak terlalu tinggi, punya faktor keturunan, bisa jadi membentuk batu empedu itu," imbuhnya.
Baca juga: 9 Cara Menurunkan Berat Badan Tanpa Diet Menurut Rekomendasi Ahli
Dikutip dari MayoClinic, (20/8/2021), faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko batu empedu meliputi:
Baca juga: Gejala Klasik dan Nonklasik pada Penyakit Diabetes, Apa Saja?
Anda dapat mengurangi risiko batu empedu jika Anda:
Cobalah untuk tetap pada waktu makan Anda yang biasa setiap hari.
Perilaku melewatkan makan atau berpuasa dapat meningkatkan risiko batu empedu.
Jika Anda perlu menurunkan berat badan, lakukan secara perlahan.
Penurunan berat badan yang cepat dapat meningkatkan risiko batu empedu.
Bertujuan untuk menurunkan 1 atau 2 pon (sekitar 0,5 sampai 1 kilogram) seminggu.
Baca juga: Cara Menurunkan Berat Badan dengan Berjalan Kaki
Sertakan lebih banyak makanan kaya serat dalam diet Anda, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
Obesitas dan kelebihan berat badan meningkatkan risiko batu empedu.
Lakukanlah latihan atau berolahraga rutin untuk mencapai berat badan yang sehat dengan mengurangi jumlah kalori yang Anda makan dan meningkatkan jumlah aktivitas fisik yang Anda dapatkan.
Setelah Anda mencapai berat badan yang sehat, berusahalah untuk mempertahankan berat badan itu dengan melanjutkan diet sehat Anda dan terus berolahraga.
Baca juga: Pilih Kardio atau Angkat Beban untuk Turunkan Berat Badan?