KOMPAS.com - Garam merupakan mineral kristal yang terbuat dari natrium (Na) dan klorin (Cl).
Biasanya, bahan dapur ini digunakan untuk menambahkan rasa asin dalam makanan dan bumbu masakan.
Saat dikonsumsi, tubuh akan menggunakan garam untuk menyeimbangkan cairan, menghantarkan impuls saraf, menggerakkan otot, dan menyerap nutrisi.
Meski demikian, bila dikonsumsi terlalu dalam jumlah berlebih, garam dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan tubuh.
Pasalnya, tubuh hanya membutuhkan sedikit asupan natrium, yakni sekitar 1.500 miligram (mg) per hari, dikutip dari WebMD.
Lantas, apa tanda tubuh terlalu banyak mengonsumsi garam?
Baca juga: MSG Disebut Lebih Sehat daripada Garam dan Gula, Ini Kata Ahli Gizi
Meskipun garam merupakan bagian penting dari diet seimbang, mengonsumsinya terlalu banyak dapat menyebabkan masalah berikut:
Dilansir dari Health, salah satu tanda tubuh terlalu banyak mengonsumsi garam adalah perut kembung.
Saat tubuh makan makanan tinggi garam, tubuh akan menahan natrium ekstra ini, kemudian mencoba mengencerkannya dengan air.
Kondisi ini menyebabkan tubuh mengalami retensi air.
Retensi air adalah kondisi ketika cairan menumpuk di dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan berat badan bertambah atau dikenal sebagai gemuk air.
Meskipun tidak berbahaya, kondisi ini memicu rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Garam Vs Gula, Mana yang Lebih Membahayakan Tubuh?
Mengonsumsi banyak garam dapat meningkatkan jumlah air yang disimpan dalam tubuh.
Peningkatan jumlah air ini bisa menandakan bahwa volume darah lebih tinggi dan memungkinkan adanya peningkatan tekanan darah.
Beberapa orang diketahui cenderung lebih sensitif terhadap garam, sementara yang lain mungkin makan lebih banyak garam tanpa melihat efek apa pun pada tekanan darahnya.