KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan dokter tengah membedah kantong empedu yang berisi butiran-butiran hitam yang menyerupai boba viral di media sosial Twitter pada Jumat (17/1/2020).
Diketahui, video berdurasi 42 detik itu awalnya diunggah oleh akun Instagram @justageneralsurgeon dan diunggah kembali oleh akun Twitter Rifqa, @cikibols.
Hayo siapa yang demen boba? pic.twitter.com/giCNR54Y2A
— rifqa. (@cikibols) January 17, 2020
Selain itu, akun @cikibols menuliskan narasi yang mengaitkan butiran-butiran dalam empedu itu dengan boba, topping minuman yang sedang tren saat ini.
"Hayo siapa yang demen boba?," tulis @cikibols dalam twitnya.
Unggahan tersebut saat ini menjadi ramai, bahkan twit itu telah di-retwit sebanyak 7.400 kali dan disukai sebnayak 11.400 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Baca juga: Meski Kekinian, Ada Bahaya Mengintai dari Minuman Boba Bagi Tubuh Kita
Atas ramainya video itu, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam menegaskan bahwa yang di dalam kantung empedu tersebut bukanlah boba, melainkan batu empedu.
"Itu bukan boba itu batu kantung empedu," ujar Ari saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/1/2020).
Menurut Ari, batu kantung empedu termasuk salah satu gejala utama peradangan empedu.
Gejala tersebut dapat berupa nyeri perut yang teramat sangat, misal dengan tiba-tiba atau kronis.
Umumnya, pasien yang mengalami nyeri perut berasal dari lambung, namun hal itu bisa juga berasal dari pankreas dan organ lainnya.
"Nyeri perut bisa juga dari kantung empedu, liver, atau usus dua belas jari," kata dia.
Bahkan, nyeri perut yang timbul di ulu hati juga bisa berhubungan dengan serangan jantung dalam hal ini serangan jantung bagian bawah atau (infark miokard inferior).
Baca juga: Belajar dari Cecep Reza, Kenali Orang Berisiko Tinggi Penyakit Jantung
Ari mengungkapkan nyeri ulu hati juga dapat disebabkan karena masalah di kantung empedu, seperti adanya batu pada kantung tersebut.
"Jika dianalisis lebih lanjut, batu kantung empedu terdiri dari batu kolesterol dan batu pigmen," katanya lagi.
Terkait gangguan ini, orang dengan batu empedu akan merasakan nyeri yang berlangsung beberapa saat dan berulang atau kolik bilier.