Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Harian Covid-19 Tembus 1.000, Apakah Omicron Sudah Menyebar di Indonesia?

Kompas.com - 17/01/2022, 13:00 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 15 Januari 2022 lalu, pemerintah melaporkan ada penambahan 1.054 kasus Covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir.

Angka tersebut merupakan penambahan kasus harian tertinggi setelah sekitar tiga bulan laju kasus Covid-19 berada di titik terendah.

Selain itu pada Minggu (16/1/2022) Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa Jakarta bakal menjadi "medan perang" pertama Indonesia melawan Covid-19 Varian Omicron.

"Sekitar 90 persen transmisi lokal (varian Omicron) terjadi di Jakarta. Kita harus persiapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi Omicron dan harus kita pastikan kita menang," ujar Budi, dikutip Kompas.com, Minggu (16/1/2022).

Apakah meningkatnya kasus Covid-19 menjadi 1.000 per hari jadi tanda Varian Omicron sudah menyebar luas di Indonesia?

Baca juga: 7 Daerah di Indonesia yang Sudah Mendeteksi Varian Omicron

Penjelasan epidemiolog

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Bayu Satria Wiratama mengungkapkan, tanda Varian Omicron telah menyebar justru adalah saat muncul kasus transmisi lokal.

"Sebenarnya salah satu tandanya adalah adanya kasus transmisi lokal yang tidak berhubungan dengan PPLN (Pelaku Perjalanan Luar Negeri) dan itu sudah terjadi beberapa hari lalu," kata Bayu pada Kompas.com, Senin (17/1/2022).

Bayu mengungkapkan, kemungkinan besar ketika pertama kali Omicron terdeteksi itu sudah masuk transmisi lokal. Akan tetapi, saat itu pemerintah tidak bisa membuktikannya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, peningkatan kasus tidak hanya dipicu oleh adanya varian ini saja.

"Peningkatan kasus tidak hanya dipicu varian saja. Peningkatan kasus Covid menjadi 1000 per hari salah satunya disebabkan mobilitas yang kemarin terjadi, munculnya varian baru dan berkurangnya kedisiplinan masyarakat terkait 5M," ujar Bayu.

Dia mengatakan, yang paling penting sekarang adalah respon sistem kesehatan yang diperkuat agar 3T (Testing, Tracing, Treatment) bisa cepat mencegah peningkatan kasus.

"Lebih ke ditingkatkan responnya karena kemarin kan kita sempat turun kasusnya dan 3T kita agak rileks. Nah untuk Januari-Maret ini dikembalikan lagi menjadi seperti level saat gelombang kedua kapasitasnya," tutur Bayu.

Dia menuturkan, harapannya Indonesia tidak perlu sampai melakukan peningkatan level PPKM, karena kasus-kasusnya dapat ditekan dengan 3T yang bagus.

"Selain itu edukasi 5M juga kembali diperketat dan akses ke ruang publik sebaiknya diperketat dengan meningkatkan kedisiplinan penggunaan PeduliLindungi," pungkas Bayu.

Baca juga: Berapa Lama Gejala Omicron Akan Mendekam di Dalam Tubuh?

Pentingnya testing dan tracing

Dihubungi terpisah, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan Varian Omicron telah menyebar tanpa terkendali di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com