Pasien tidak mengalami sakit tenggorokan, katanya, tetapi lebih seperti “tenggorokan gatal” tetapi tidak batuk atau kehilangan rasa atau bau.
Coetzee mengatakan, dia menguji pasien laki-laki yang terinfeksi Covid-19 dan dia melihat lebih banyak pasien hari itu dengan gejala serupa.
WHO mengatakan akan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk memahami bagaimana varian tersebut dapat memengaruhi diagnostik, terapi, dan vaksin.
Pengamatan awal Coetzee hanya didasarkan pada jumlah kasus yang sangat kecil dan para ahli mengkhawatirkan jumlah mutasi omicron yang besar.
Bukti awal menunjukkan strain memiliki peningkatan risiko infeksi ulang, menurut WHO.
Baca juga: Kapan Vaksin Sinovac untuk Anak 6-11 Tahun Dimulai? Ini Penjelasan Kemenkes