Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Menelaah Tembok Besar China

Kompas.com - 02/12/2021, 14:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MANUSIA dan satwa merupakan dua jenis mahluk hidup yang membangun bangunan. Beberapa jenis satwa yang membangun bangunan antara lain rayap, lebah, tawon, burung, biwara.

Beda dari manusia, satwa membangun bangunan sebagai tempat yang berfungsi sebagai pemukiman atau alat menangkap mangsa.

Satu di antara sekian banyak mahakarya bangunan yang dibangun oleh manusia adalah Wan Li Changcheng alias Tembok Besar China.

Beberapa kali saya sempat mengunjungi Tembok Besar China terbatas di kawasan Badaling saja.

Mustahil saya mampu menelusuri segenap Tembok Besar China yang konon lebih dari 8000 kilometer panjangnya.

Sejarah

Tanpa mampu membuktikan benar-tidaknya, terpaksa saya hanya bisa menyimak aneka ragam pendapat para sejarawan dan penguasa yang berkuasa menentukan sejarah tentang apa yang kini disebut sebagai Tembok Besar China.

Konon setelah Dinasti Zhou Timur runtuh pada sekitar abad III sebelum Masehi, Shi Huang Di sebagai kaisar pertama China memerintahkan pembangunan Tembok Besar.

Tembok Besar itu untuk melindungi wilayah kekuasaan dinasti Chin dari serangan musuh sebelah utara, yaitu kaum nomadis Mongol.

Tembok Besar dibangun secara kerja paksa oleh para tahanan politik dan rakyat jelata setempat.

Tembok Besar yang kini terlihat kasat mata sebenarnya bukan Tembok Besar yang dibangun atas perintah Shi Huangdi yang sudah runtuh tak berbekas.

Setelah Dinasti Chin lengser pada tahun 206 Sebelum Masehi, China terpecah-belah oleh perang saudara antara laskar Xiang Yu melawan Lui Bang.

Setelah Liu Bang berhasil menaklukkan Xiang Yu, maka Liu Bang menjadi kaisar pertama Dinasti Han yang melanjutkan pembangunan infra struktur Tembok Besar China sebagai infra struktur pertahanan kekaisaran China.

Kaisar Liu Bang juga mendayagunakan Tembok Besar sebagai jalur perdagangan yang kini tersohor sebagai Jalan Sutra. Pada masa Kaisar Wu Ti membuka gerbang perdagangan antara China dengan Eropa.

Tembok Besar di kawasan Badaling konon dibangun pada masa Dinasti Ming.

Kelirumologi

Berdasar hasil telaah Pusat Studi Kelirumologi terhadap Tembok Besar China dapat disimpulkan beberapa kekeliruan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com