Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menelaah Tembok Besar China

Beda dari manusia, satwa membangun bangunan sebagai tempat yang berfungsi sebagai pemukiman atau alat menangkap mangsa.

Satu di antara sekian banyak mahakarya bangunan yang dibangun oleh manusia adalah Wan Li Changcheng alias Tembok Besar China.

Beberapa kali saya sempat mengunjungi Tembok Besar China terbatas di kawasan Badaling saja.

Mustahil saya mampu menelusuri segenap Tembok Besar China yang konon lebih dari 8000 kilometer panjangnya.

Sejarah

Tanpa mampu membuktikan benar-tidaknya, terpaksa saya hanya bisa menyimak aneka ragam pendapat para sejarawan dan penguasa yang berkuasa menentukan sejarah tentang apa yang kini disebut sebagai Tembok Besar China.

Konon setelah Dinasti Zhou Timur runtuh pada sekitar abad III sebelum Masehi, Shi Huang Di sebagai kaisar pertama China memerintahkan pembangunan Tembok Besar.

Tembok Besar itu untuk melindungi wilayah kekuasaan dinasti Chin dari serangan musuh sebelah utara, yaitu kaum nomadis Mongol.

Tembok Besar dibangun secara kerja paksa oleh para tahanan politik dan rakyat jelata setempat.

Tembok Besar yang kini terlihat kasat mata sebenarnya bukan Tembok Besar yang dibangun atas perintah Shi Huangdi yang sudah runtuh tak berbekas.

Setelah Dinasti Chin lengser pada tahun 206 Sebelum Masehi, China terpecah-belah oleh perang saudara antara laskar Xiang Yu melawan Lui Bang.

Setelah Liu Bang berhasil menaklukkan Xiang Yu, maka Liu Bang menjadi kaisar pertama Dinasti Han yang melanjutkan pembangunan infra struktur Tembok Besar China sebagai infra struktur pertahanan kekaisaran China.

Kaisar Liu Bang juga mendayagunakan Tembok Besar sebagai jalur perdagangan yang kini tersohor sebagai Jalan Sutra. Pada masa Kaisar Wu Ti membuka gerbang perdagangan antara China dengan Eropa.

Tembok Besar di kawasan Badaling konon dibangun pada masa Dinasti Ming.

Kelirumologi

Berdasar hasil telaah Pusat Studi Kelirumologi terhadap Tembok Besar China dapat disimpulkan beberapa kekeliruan.

Antara lain: tujuan mendirikan Tembok Besar untuk membendung serangan musuh dari utara layak dianggap gagal total.

Secara tak terbantahkan sejarah membuktikan bahwa bangsa Mongol akhirnya berhasil merangsek masuk ke dalam wilayah China bahkan berjaya mendirikan dinasti Yuan yang lanjut ke Ming lalu berakhir pada Ching.

Juga klaim bahwa Tembok Besar merupakan satu-satunya bangunan buatan manusia yang tampak dari rembulan dibantah oleh para astronaut, kecuali mungkin para astronaut Republik Rakyat China.

Memang harus diakui di masa kini secara faktual Tembok Besar merupakan destinasi utama pariwisata Republik Rakyat China yang banyak mendatangkan profit dalam bentuk uang maupun pamor bangsa China.

Di sisi lain, secara tak terbantahkan pula Tembok Besar China di masa lalu bukan dianggap sebagai monumen kebanggaan nasional, namun lebih cenderung merupakan monumen amanat penderitaan rakyat.

Sekaligus monumen pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh para penguasa China terhadap rakyat yang dipaksa kerja-paksa membangun infrastruktur tersohor sebagai Wanli Changcheng.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/02/145325765/menelaah-tembok-besar-china

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke