Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ban "Botak" Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Kompas.com - 16/05/2024, 10:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengukir ban kendaraan yang sudah botak atau ban ukir ulang dianggap sebagai solusi untuk menghemat pengeluaran.

Seperti dalam unggahan akun X (dulu Twitter), @innovacommunity, tampak seseorang tengah mengukir ban motor yang sudah halus secara manual.

Menggunakan sebuah pisau khusus, orang dalam video kembali membuat kembangan atau pola ban yang sebenarnya sudah hilang karena lama digunakan.

"Regroove/ukir ulang alur ban sangat berbahaya, ban jd tipis dan rawan kecelakaan," tulis pengunggah mengingatkan, Selasa (14/5/2024).

Lantas, seberapa berbahaya menggunakan ban ukir ulang?

Baca juga: Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar


Bahaya pakai ban ukir ulang

Dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jayan Sentanuhady mengatakan, pengguna kendaraan tidak boleh mengukir ulang ban yang sudah botak.

"Tentu tidak boleh karena membahayakan keselamatan pengendara," ungkap Jayan, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/5/2024).

Jayan menjelaskan, ban bekas atau ban yang sudah lama digunakan memiliki permukaan yang cenderung rata dan tipis.

Jika diukir untuk membuat kembangan baru, ban akan menjadi lebih tipis. Kondisi ini menyebabkan ban rawan pecah saat digunakan berkendara.

"Pecah ban saat jalan, itu berbahaya," kata dia.

Kembangan atau pola (pattern) pada ban sendiri berfungsi sebagai jalur pembuangan air dari badan ban saat melintas di jalan basah.

Ukiran yang tampak berbeda-beda pada ban itu juga membantu mengurangi panas saat bergesekan dengan aspal.

Nekat menggunakan ban polos atau botak akan meningkatkan risiko tergelincir dan kehilangan kendali, terutama di jalan basah.

Namun demikian, membuat ukiran pada ban lama yang sudah botak juga tidak kalah berbahaya.

Baca juga: Ramai Diperbincangkan, Amankah Menggunakan Ban yang Sudah Kedaluwarsa?

Halaman:

Terkini Lainnya

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com