Gangguan mental, menurut Tika, tidak seketika muncul dan mendadak seseorang menjadi gila.
Menurutnya, masalah kesehatan mental bisa bermula dari hal-hal kecil. Misalnya stres dengan pekerjaan, sekolah, atua keseharian lainnya.
"Gangguan mental itu bisa dialami siapa saja ya. Masalah mental memang bagian dari kehidupan. Itu normal, tapi jangan juga diremehkan," jelas dia.
Tika memaparkan, ada 4 faktor penting dalam kehidupan manusia, termasuk psikososial dan kepentingan untuk berprilaku tertentu.
"Harus belajar bahwa manusia terdiri dari 4 faktor. Yang pertama adalah kepentingan fisik-biologis, kedua unsur emosi, ketiga kita itu juga terdiri dari faktor psikososial. Terakhir kita juga punya kepentingan untuk berprilaku tertentu," tutur Tika.
Baca juga: ODGJ Masuk Daftar Prioritas Vaksinasi Covid-19, Ini Penjelasannya...
Salah satu cara mendapat penanganan atau informasi seputar kesehatan mental adalah dengan menghubungi psikolog atau pskiater.
Akan tetapi, masih ada anggapan bahwa mereka yang menemui psikolog atua psikiater pasti sakit secara mental. Pihaknya menyayangkan anggapan tersebut.
Sebaliknya, mereka yang pergi ke psikolog atau pskiater justru melakukan hal yang benar karena mereka sadar berusaha mencari pertolongan, atau memastikan kondisi kesehatan mentalnya.
"Memang ya di kita masih ada yang berpikir kalau pergi ke psikolog atau pskiater berarti orang itu gila. Itu salah. Sebaliknya, mereka bisa jadi lebih waras karena tahu ada yang salah mentalnya. Justru yang tidak (datang ke psikolog atau pskiater) itu yang dipertanyakan," ungkap Tika.
Baca juga: Stres di Masa Pandemi, Lakukan Ini untuk Jaga Kesehatan Mental
Stres adalah reaksi mental maupun fisik yang muncul saat seseorang menghadapi ancaman, tekanan, atau perubahan situasi tertentu.
Menurut Tika, stres adalah tanda paling umum yang bisa ditengarai terkait kesehatan mental.
Tika mengatakan, stres dipengaruhi oleh hormon kortisol. Pada tingkat paling parah, stres bisa berpengaruh pada kesehatan fisik karena adanya hormon kortisol ini.
Misalnya, nafsu makan menjadi berkurang atau sebaliknya nafsu makan jadi berlebih.
Baca juga: Redakan Stres hingga Kendalikan Tekanan Darah, Ini 5 Manfaat Berpuasa
Perilaku yang disebabkan oleh faktor hormonal inilah yang memengaruhi kondisi fisik saat stres.