Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Menarik soal Santet, Tidak Selalu untuk Hal Buruk

Kompas.com - 26/09/2021, 07:30 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Saat mendengar kata santet, konotasi yang digambarkan biasanya adalah bagian dari ilmu hitam.

Anggapan yang paling sering dibicarakan publik yaitu, santet sebagai ilmu yang dapat mencelakai orang yang tidak disukai atau membuat orang lain suka pada seseorang.

Menariknya, ternyata santet tidak selalu untuk sesuatu yang buruk. Bahkan tidak seperti yang kadangkala digambarkan oleh film atau sinetron.

Santet juga ada yang asalnya dari ilmu putih atau bertujuan positif.

Fakta mengenai santet ini digali lebih luas oleh 5 mahasiswa yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) UGM.

Mereka meneliti mengenai bagaimana santet dipahami masyarakat dan bagaimana pemahaman tersebut dapat berubah dari suatu yang memiliki nilai positif kemudian menjadi sepenuhnya negatif.

Tim yang terdiri dari Izza (Arkeologi 2019), Derry (Bahasa dan Sastra Indonesia 2019), Ana (Arkeologi 2019), Syibly (Psikologi 2018), dan Fadli (Sastra Jawa 2018) menemukan jawabannya.

Mereka menemukan bukti bahwa santet tidak selalu tentang ilmu hitam, dengan melibatkan sejumlah pihak untuk diwawancara, analisis digital serta analisis tekstual terhadap berbagai teks.

Baca juga: Tim UGM Temukan 4 Fakta Santet, Tak Melulu Ilmu Hitam

“Pemahaman masyarakat Indonesia secara umum terhadap santet dapat dibilang hanya sampai pada simpang siur tanpa adanya bukti valid. Minimnya pengetahuan berbukti valid itu bermuara pada terbentuknya beragam persepsi masyarakat. Mayoritas persepsi tersebut menilai santet sebagai suatu hal yang negatif dan sudah selayaknya ditinggalkan. Persepsi tanpa dasar semacam ini kerap melahirkan reaksi tanpa argumen dan hanya berdasar sentimen belaka,” terang Izza dilansir dari laman UGM.

Sejarah santet

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Izza dan tim, menunjukkan jika santet sudah mengakar di dalam masyarakat Jawa. Hal itu terekam dalam peninggalan-peninggalan tekstual seperti manuskrip dan aktivitas manusia pada waktu itu.

Secara tekstual, kata santet tidak ditemukan dalam manuskrip.

Kata yang memiliki hubungan erat dengan santet adalah kata sathet yang dimuat dalam Serat Wedhasatmaka tahun 1905 yang berarti ‘jenis pesona dengan menggambar’.
Meskipun secara tekstual kata santet tidak terdapat dalam beberapa manuskrip sebagai objek kajian data, hal ini dirasa wajar sebab dalam kasusastran Jawa santet merupakan akronim dari mesisan kanthet dan mesisan benthet.

Izza dan tim sendiri, mendapat fakta ini setelah melakukan wawancara yang dengan Wisma Nugraha yang merupakan Dosen FIB UGM.

Santet punya dua sifat

Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara dengan Perdunu (Persatuan Dukun Nusantara), masyarakat Jawa khususnya Banyuwangi terungkap bahwa sifat dari santet adalah membuat sesuatu menjadi rekat sekalian (mesisan kanthet) ataukah justru sebaliknya yaitu membuat sesuatu menjadi retak atau pecah sekalian (mesisan benthet).

Oleh karena itu, santet dalam pikiran orang Jawa pada waktu itu memuat dua nilai yakni nilai positif atau kebaikan yang tergambarkan melalui piranti-piranti dan konsep yang membingkai santet menjadi positif dan paradigma nilai santet yang negatif akibat penyalahgunaan santet tersebut.

Baca juga: Dukun Santet Tepergok Petugas Damkar, Berawal dari Tetangga Mengira Ada Kebakaran

Santet untuk minta hujan, sembuhkan penyakit dan lainnya

Nilai positif santet secara nyata menurut Izza dkk. dibuktikan dalam penggunaannya dalam aktivitas keseharian masyarakat Madura untuk menangkap ikan, memanggil hujan, menyembuhkan sakit, dan sebagainya.

Bentuk-bentuk praktik tersebut merupakan bentuk santet yang bermanfaat bagi pelaku dan lingkungan di sekitarnya tanpa merusak dan melukai siapapun.

Nilai positif santet ini hidup karena adanya piranti santet yang positif (mantra, dukun dan perlengkapan sajian).
“Seperti tersebut di atas bahwa santet memiliki konsep nilai positif dan negatif. Akibat perlakuan yang tidak sebagaimana mestinya santet menjadi disalahgunakan,” ucap Izza.

Santet bisa menjadi kekayaan intelektual bangsa

Tim ini, juga kembali menggali konsep nilai positif santet yang sudah mengalami pergeseran di era modern sekarang ini.
Tujuannya untuk mengembalikan ulang nilai-nilai santet perlu dilakukan dengan tujuan menyelaraskan konsep santet dulu dengan sekarang serta membedah istilah santet yang tidak melulu horor dan cenderung buruk.

Pihaknya juga mendorong agar santet dipandang sebagai kekayaan intelektual bangsa yang perlu dipahami dengan arif dan bijaksana sehingga tidak ada lagi marginalisasi antar budaya.

(Sumber: Kompas.com Penulis Sandra Desi Caesaria | Editor Ayunda Pininta Kasih)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com