Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Satpol PP Minta Minimarket di Bekasi Pasang Barcode PeduliLindungi...

Kompas.com - 25/09/2021, 11:14 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

"Saya tidak menyalahkan sepenuhnya. Bagaimanapun, vaksinasi ini sekarang adalah opsi utama, kita enggak punya opsi lain untuk mengatasi pandemi di Indonesia," ungkapnya.

"Kalau lockdown, PPKM, dan lain sebagainya, semakin ke sini sekarang semakin enggak relevan."

"Saya pikir, pendekatan yang soft (halus) termasuk pendekatan sosial sudah dilakukan. Tapi tampaknya pemerintah akan menggeser ke upaya yang istilahnya mandatory (wajib). Karena ya itu tadi, ingin segera memulai kehidupan normal," sambungnya.

Meskipun bertujuan baik, namun Ilham melihat kenyataan penerapan di lapangan kurang tepat. Terutama ketika kebanyakan hal mengandalkan aplikasi PeduliLindungi.

Tidak hanya itu, aplikasi ini justru dapat membuat gap atau kesenjangan sosial yang baru di tengah masyarakat.

Hal ini karena tidak semua orang dapat mengunduh aplikasi tersebut, apalagi mereka yang tidak memiliki gadget.

Baca juga: Satpol PP Jakpus Tertibkan 45 Lokasi yang Terpasang Iklan Rokok

"Hal semacam ini akhirnya menimbulkan masalah sosial baru, yakni orang jadi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk mengakses ke suatu tempat, misalnya ke mal, masuk ke supermarket," kata Ilham.

Ilham menyarankan untuk memberikan pilihan lain kepada masyarakat, seperti mencetak sertifikat vaksin. Dibanding hanya mengandalkan PeduliLindungi yang sampai saat ini tidak dimiliki semua orang.

Dia menilai, ketika Satpol PP meminta secara sepihak ke Indomaret untuk dipasang barcode PeduliLindungi, pendekatan yang dilakukan kurang tepat karena gerai waralaba seperti itu pengelolaannya terpusat, tidak hanya di Bekasi.

Harus adanya uji coba kebijakan

Dia mengingatkan, ketika suatu kebijakan diterapkan di publik, seharusnya sudah melewati sejumlah uji coba.

Maksud dari uji coba kebijakan adalah membuat beberapa skenario yang akan terjadi jika suatu kebijakan dibuat.

Hal ini untuk mengetahui dampak yang akan terjadi jika suatu kebijakan diberlakukan.

"Misalnya skenaria A hasilnya begini, skenario B hasilnya seperti ini, dan skenario C hasilnya seperti apa," kata Ilham.

"Harus dilakukan banyak skenario dulu. Jangan langsung menerapkan skenario A karena dinilai bagus, tapi ketika diterapkan (di masyarakat) ternyata punya problem baru," pungkasnya.

(Sumber: Kompas.com Penulis Gloria Setyvani Putri | Editor Gloria Setyvani Putri)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Produk Susu Nol Gula Sukrosa tapi Tinggi Laktosa, Sehatkah Dikonsumsi?

Produk Susu Nol Gula Sukrosa tapi Tinggi Laktosa, Sehatkah Dikonsumsi?

Tren
7 Penyebab Sembelit pada Kucing Peliharaan, Pemilik Wajib Tahu

7 Penyebab Sembelit pada Kucing Peliharaan, Pemilik Wajib Tahu

Tren
Ramai Keluhan SPBU Eror untuk Isi Pertalite dan Biosolar, Pertamina Jelaskan Penyebabnya

Ramai Keluhan SPBU Eror untuk Isi Pertalite dan Biosolar, Pertamina Jelaskan Penyebabnya

Tren
Daftar Negara yang Memiliki Hak Veto di Dewan Keamanan PBB

Daftar Negara yang Memiliki Hak Veto di Dewan Keamanan PBB

Tren
Bisakah Peserta BPJS Kesehatan Langsung Berobat ke Rumah Sakit Tanpa Rujukan?

Bisakah Peserta BPJS Kesehatan Langsung Berobat ke Rumah Sakit Tanpa Rujukan?

Tren
Buntut Film Dokumenter “Burning Sun”, Stasiun TV Korsel KBS Ancam Tuntut BBC

Buntut Film Dokumenter “Burning Sun”, Stasiun TV Korsel KBS Ancam Tuntut BBC

Tren
8 Perawatan Gigi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024, Termasuk Scaling

8 Perawatan Gigi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024, Termasuk Scaling

Tren
Gagal Tes BUMN karena Tidak Memenuhi Syarat atau Terindikasi Curang, Apa Penyebabnya?

Gagal Tes BUMN karena Tidak Memenuhi Syarat atau Terindikasi Curang, Apa Penyebabnya?

Tren
Berada di Tingkat yang Sama, Apa Perbedaan Kabupaten dan Kota?

Berada di Tingkat yang Sama, Apa Perbedaan Kabupaten dan Kota?

Tren
Biaya Kuliah UGM Jalur Mandiri 2024/2025, Ada IPI atau Uang Pangkal

Biaya Kuliah UGM Jalur Mandiri 2024/2025, Ada IPI atau Uang Pangkal

Tren
Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Negara Palestina, Israel Marah dan Tarik Duta Besar

Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Negara Palestina, Israel Marah dan Tarik Duta Besar

Tren
Ramai soal Salah Paham Beli Bensin di SPBU karena Sebut Nilai Oktan, Ini Kata Pertamina

Ramai soal Salah Paham Beli Bensin di SPBU karena Sebut Nilai Oktan, Ini Kata Pertamina

Tren
Penjelasan UGM soal UKT Ujian Mandiri UGM 2024 Ada Biaya Uang Pangkal

Penjelasan UGM soal UKT Ujian Mandiri UGM 2024 Ada Biaya Uang Pangkal

Tren
Festival Lampion Waisak di Candi Borobudur Malam Ini, Pukul Berapa?

Festival Lampion Waisak di Candi Borobudur Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Thrifting demi Flexing? Psikografi dan Sisi Lain Penggemar Barang Bekas

Thrifting demi Flexing? Psikografi dan Sisi Lain Penggemar Barang Bekas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com