Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sepak Terjang Multatuli, Sosok yang Menginspirasi RA Kartini

Kompas.com - 16/04/2021, 12:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

Sel-sel pembangkangan tertuang lugas dalam lembar demi lembar buku Max Havelaar, sebuah buku otobiografi yang menceritakan panjang lebar soal kekejaman pemerintah Belanda terhadap suku pribumi di daerah jajahan.

Dalam Max Havelaar, secara tegas Multatuli menentang sistem tanam paksa yang menyiksa rakyat kecil.

Terbitan pertama meluncur tahun 1860 dan memicu kericuhan di Belanda. Di tahun 1875, Max Haveelar diterbitkan kembali dengan editan penuh dan nama penulis yang ditulis utuh.

Baca juga: Baduy Travel Mart Angkat Kisah Multatuli

Warisan yang dilahap oleh Kartini

Semenjak Max Havelaar, Eduard sudah menggunakan nama Multatuli. Nama ini dipakai terus di karya sastra selanjutnya seperti Minnerbrieven (Surat-Surat Cinta), Dialog-Dialog Jepang, juga Ide-Ide.

Minnerbrieven atau Surat-Surat Cinta adalah buku yang berisi korespondensi antara dirinya dengan Tine (isterinya) dan Fancy (wanita khayalannya).

Rumah Tinggal Eduard Douwes Dekker.KOMPAS/INGKI RINALDI Rumah Tinggal Eduard Douwes Dekker.

Meski dari judul dan isinya seolah menceritakan roman percintaan, namun sebenarnya Multatuli tengah mencibir kekuasaan kolonial dalam bentuk sindiran-sindiran satir.

Eduard atau Multatuli berhenti menulis sejak tahun 1877. Meski di usia tuanya ia masih sering melakukan perjalanan melelahkan dari Jerman, tempatnya menetap dengan isteri keduanya, menuju Belanda untuk menjadi pembicara ceramah menyampaikan pemikiran-pemikirannya.

Perjuangan Multatuli baru terhenti total di tanggal 19 Februari 1887. Di sebuah hari yang tenang di tepian sungai Rhein, Multatuli meninggal ketika duduk di kursinya dalam dekapan asma yang sudah lama dideritanya.

Seabad setelahnya, atau seratus tahun peringatan meninggalnya Multatuli, didirikanlah sebuah patung karya Hans Bayens di Amsterdam, Belanda.

Dalam acara yang dihadiri pula oleh Ratu Beatrix tersebut, seorang pembicara bernama Geert van Oorschot mengatakan bahwa meski Multatuli sudah pergi seratus tahun lamanya, namun semangat dan ide pemikiran anti kolonialnya terus ada dan tak pernah padam.

Baca juga: Berkunjung ke Museum Multatuli Lalu Menyusuri Banyak Kisah Sejarah

 

  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com