Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Kedua standar itu juga mengatur batas residu etilen oksida dan etilen klorohidrin, yang tertinggal setelah peralatan medis disterilkan menggunakan etilen oksida.
Standar ini membantu memastikan tingkat etilen oksida pada perangkat medis berada dalam batas aman karena paparan jangka panjang terhadap etilen oksida telah dikaitkan dengan kanker.
Mengutip Reuters Fact Check, 27 Maret 2021, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Inggris (DHSC) membantah bahwa etilen oksida pada alat pengambil sampel tes swab berbahaya bagi manusia.
"Ada laporan palsu bahwa pengujian yang akhir-akhir ini dilakukan dapat memberi Anda kanker. Tes cepat #COVID19 ini telah diuji secara ketat dan aman,"
"Alat tes swab disterilkan dengan etilen oksida untuk memastikannya aman digunakan. Ini (etilen oksida) adalah salah satu alat sterilisasi yang paling umum digunakan,"
Kesimpulan
Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, klaim bahwa alat test swab menjadi berbahaya bagi manusia karena disterilkan menggunakan etilen oksida adalah tidak benar alias hoaks.
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Inggris (DHSC) memastikan bahwa residu etilen oksida setelah sterilisasi pada alat pengambil sampel tes swab berada dalam batas aman.
Selain itu, Otoritas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat juga menyebut, etilen oksida adalah zat kimia yang biasa digunakan dalam mensterilkan peralatan medis.
Etilen oksida digunakan, karena merupakan zat yang paling efektif dalam mensterilkan peralatan medis, tanpa menimbulkan kerusakan pada alat yang disterilkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.