Pertama adalah strain H5N8, yang ditemukan pada burung gagak yang mati di negara bagian Rajasthan dan Madhya Pradesh.
Strain H5N8 memiliki risiko kecil bagi manusia, tetapi mematikan bagi burung liar dan unggas peternakan.
Strain kedua adalah H5N1, yang ditemukan pada bebek-bebek di negara bagian Kerala dan burung-burung migrasi di negara bagian Himachal.
Strain H5N1 sangat infeksius dan menyebabkan gangguan pernapasan akut pada unggas. Kasus infeksi H5N1 pada manusia cukup jarang, namun angka menurut WHO, angka kematiannya bisa mencapai 60 persen.
Baca juga: Wabah Flu Burung di Jepang Telah Menyebar ke 10 Wilayah
NIHSAD sejauh ini telah mengidentifikasi 12 pusat wabah, yakni di negara bagian Rajasthan (Baran, Kota, Jhalawar), Madhya Pradesh (Mandsaur, Indore, Malwa), Himachal Pradesh (Kangra) dan Kerala (Kottayam, Alappuzha).
Selain itu, kematian akibat flu burung juga telah dilaporkan dari Haryana dan Uttarakhand.
Sementara itu, pemerintah distrik Kangra Himachal telah melarang penjualan unggas, dan memerintahkan pemusnahan unggas, serta semua toko yang menjual produk unggas atau ikan.
Di Rajasthan, pembatasan diberlakukan dalam radius 1 km dari daerah yang terinfeksi di distrik Jhalawar dan Baran. Di distrik Kerala, Kottayam dan Alappuzha hampir 38.000 bebek telah dimusnahkan.
Baca juga: Tangkal Flu Burung, Belanda Musnahkan 190.000 Ayam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.