Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Flu Burung Mewabah di Beberapa Negara, Bagaimana Pencegahannya?

Kompas.com - 09/11/2020, 10:29 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah flu burung kembali mewabah di beberapa negara, di tengah masih maraknya penularan virus corona penyebab Covid-19.

Kasus-kasus flu burung teridentifikasi muncul di beberapa negara, antara lain Jepang, Korea Selatan, Inggris, Belanda, Jerman, dan Rusia.

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman mengatakan, penyebab kembali mewabahnya flu burung adalah karena migrasi burung-burung liar di Eropa.

"Karena begini, di Eropa itu saat ini mulai memasuki musim dingin. Unggas ini migrasi dari daerah musim dingin ke daerah hangat," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/11/2020).

"Larinya pasti ke Asia atau ke Afrika. Itulah yang menyebabkan mengapa Jepang dan Korea Selatan juga mengalami itu (wabah flu burung)," lanjut dia.

Indonesia sebagai salah satu negara beriklim hangat dan tidak memiliki musim dingin, juga termasuk dalam wilayah yang dituju oleh kawanan burung tersebut.

Dicky mengatakan, bukan hal yang mustahil bila kemudian virus flu burung juga menular ke unggas lokal yang ada di Indonesia.

Baca juga: Dari Korsel hingga Jepang, Mengapa Flu Burung Kembali Mewabah?

Jangan panik, lakukan pencegahan

Meski ada kemungkinan wabah flu burung kembali muncul di Indonesia, Dicky berpesan pada masyarakat untuk tidak perlu panik.

Pertama, karena flu burung lebih sulit untuk menular ke manusia, maupun menular antar manusia.

"Dibanding Covid-19 jauh banget, 20 kali lebih rendah dalam penularan. Disebutnya low risk atau risikonya rendah," kata Dicky.

Selain itu, strain virus flu burung yang saat ini teridentifikasi adalah H5N8 dan H5N2.

Berbeda dengan pandemi flu burung yang sempat melanda Indonesia pada 2006 silam. Pada saat itu, strain virus yang menyebar adalah H5N1.

"H5N8 memiliki potensi sangat mematikan untuk unggas, kemudian H5N2 yang tidak terlalu mematikan bagi unggas, tapi berpotensi merugikan peternak. Kedua-duanya ini belum teridentifikasi menjadi ancaman yang serius untuk manusia," kata Dicky. 

 

Meski risiko penularan ke manusia terbilang rendah, Dicky mengatakan bahwa virus flu burung harus tetap diwaspadai. Terutama bagi mereka yang pekerjaannya mengharuskan kontak erat dengan unggas.

"Peternakan, pedagang unggas, pedagang daging, termasuk penjual telur," kata Dicky.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com