Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Merebak Wabah Flu Burung, India Musnahkan Puluhan Ribu Unggas

KOMPAS.com - India mulai melakukan pemusnahan terhadap puluhan ribu unggas setelah adanya angsa liar, burung gagak, dan bebek yang dinyatakan positif flu burung.

Melansir BBC, Rabu (6/1/2021) India pertama kali mendeteksi flu burung strain H5N8 sepekan lalu setelah kawanan burung ditemukan mati di berbagai negara bagian.

Pemerintah federal telah mengeluarkan status "kewaspadaan tinggi", dan meminta negara bagian untuk mengambil tindakan mendesak dalam rangka mencegah penyebaran.

Meskipun sebagian besar strain flu burung berisiko rendah bagi manusia, pemerintah India mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kontak dengan unggas yang mati atau tampak sakit.

Penjualan unggas dan produknya, seperti telur, di beberapa distrik negara bagian juga telah dihentikan.

Puluhan ribu unggas mati

Di negara bagian utara Himachal Pradesh, sekitar 2.400 burung migrasi, kebanyakan angsa yang terbang dari Siberia dan Mongolia, ditemukan mati di sekitar bendungan Pong Dam, kata ahli patologi hewan Vikram Singh kepada BBC Hindi.

"Peringatan telah dikeluarkan dalam radius 10 km dari bendungan ini. Belum ada gejala flu burung yang ditemukan pada unggas karena tidak ada peternakan unggas di daerah ini," kata Vikram.

Di negara bagian selatan Kerala, otoritas setempat menyebut 12.000 bebek telah mati. Mereka juga mengumumkan rencana untuk memusnahkan lebih dari 36.000 unggas sesuai pedoman negara bagian.

Di negara bagian tengah Madhya Pradesh, ratusan burung gagak telah dilaporkan mati dalam 10 hari terakhir. Baru-baru ini, bangau dan merpati juga dilaporkan mati.

Di kota Indore, di mana 50 bangkai burung gagak ditemukan, para pejabat mengatakan mereka juga sedang mengamati warga sekitar untuk gejala seperti pilek, batuk dan demam.

Sementara itu, negara bagian utara Haryana telah melaporkan kematian ratusan unggas, tidak jelas apakah mereka telah dinyatakan positif flu burung.

Gujarat di barat dan Rajasthan di utara adalah dua negara bagian lain yang bersiaga tinggi setelah flu burung terdeteksi pada gagak dan unggas liar lainnya yang ditemukan mati.

Belum ada infeksi manusia

Melansir Hindustan Times, Rabu (6/1/2021) hampir 24.500 ekor unggas di India mati karena flu burung, dan ribuan lainnya dinyatakan positif terinfeksi.

Sejauh ini, belum ada laporan mengenai infeksi pada manusia di negara tersebut.

National Institute of High Security Animal Disease (NIHSAD) telah mendeteksi dua strain virus flu burung yang menyebabkan wabah ini.

Pertama adalah strain H5N8, yang ditemukan pada burung gagak yang mati di negara bagian Rajasthan dan Madhya Pradesh.

Strain H5N8 memiliki risiko kecil bagi manusia, tetapi mematikan bagi burung liar dan unggas peternakan.

Strain kedua adalah H5N1, yang ditemukan pada bebek-bebek di negara bagian Kerala dan burung-burung migrasi di negara bagian Himachal.

Strain H5N1 sangat infeksius dan menyebabkan gangguan pernapasan akut pada unggas. Kasus infeksi H5N1 pada manusia cukup jarang, namun angka menurut WHO, angka kematiannya bisa mencapai 60 persen.

Pusat wabah

NIHSAD sejauh ini telah mengidentifikasi 12 pusat wabah, yakni di negara bagian Rajasthan (Baran, Kota, Jhalawar), Madhya Pradesh (Mandsaur, Indore, Malwa), Himachal Pradesh (Kangra) dan Kerala (Kottayam, Alappuzha).

Selain itu, kematian akibat flu burung juga telah dilaporkan dari Haryana dan Uttarakhand.

Sementara itu, pemerintah distrik Kangra Himachal telah melarang penjualan unggas, dan memerintahkan pemusnahan unggas, serta semua toko yang menjual produk unggas atau ikan.

Di Rajasthan, pembatasan diberlakukan dalam radius 1 km dari daerah yang terinfeksi di distrik Jhalawar dan Baran. Di distrik Kerala, Kottayam dan Alappuzha hampir 38.000 bebek telah dimusnahkan.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/07/063000665/merebak-wabah-flu-burung-india-musnahkan-puluhan-ribu-unggas-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke