Saham dari Kangtai naik 90 persen sejak awal 2020, dimana Yuan sendiri sudah bekerja di perusahaan tersebut dari 2012-2015 sebagai manajer dan direktur.
Sejak 2017, Yuan ditunjuk menjadi direktur di anak perusahaan Kangtai, Beijing Minhai Biotechnology.
Baca juga: Profil AstraZeneca, Penyedia 100 Juta Vaksin Corona untuk Indonesia
Kangtai sendiri adalah pabrikan eksklusif dari China yang bekerja sama denganAstraZeneca dan Universitas Oxford, untuk mengembangkan vaksin.
Tetapi perusahaan ini sendiri mempunyai catatan sejarah yang kurang baik.
Pada 2013, vaksin hepatitis B-nya dikaitkan dengan kematian 17 bayi, walaupun pada akhirnya penyidikan dari pemerintah berujung buntu dan beberapa pihak kritikus mendapatkan tekanan untuk menarik artikel tersebut.
Sampai saat ini, perwakilan dari Shenzhen Kangtai tidak belum memberikan pernyataan soal isu tersebut.
Baca juga: Mengenal Penyakit Hepatitis A dan Cara Pencegahannya
Hu Kun merupakan ketua dari Contec Medical Systems, produsen perangkat medis yang berlokasi di kota Pelabuhan Qinhuangdao di timur laut China.
Dia membawa perusahaan itu ke melantai di pasar saham Shenzhen pada Agustus 2020.
Selain itu, Hu menguasai hampir setengah dari saham perusahaan, yang naik hampir 150 persen sejak IPO.
Sekitar 70 persen pendapatan Contec sendiri datang dari produk-produk medis rumah sakit seperti nebulizer, stetoskop, dan monitor tekanan darah.
Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia
Hansen adalah CEO dan salah satu pendiri AbCellera yang berlokasi di Vancouver.
AbCellera sendiri adalah perusahaan bioteknologi yang menggunakan kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi perawatan antibodi paling efektif.
Hansen mendirikan perusahaanya pada 2012.
Hingga 2019, dia juga bekerja sebagai profesor di University of British Columbia, tetapi pada akhirnya memutuskan untuk berfokus penuh di AbCellera.
Baca juga: Menilik Bandara Hong Kong yang Gunakan Bilik Robot Disinfeksi Pertama untuk Seluruh Tubuh
Keputusan tersebut tampaknya tepat mengingat kepemilikan sebesar 23 persen di perusahaan tersbut membuat dirinya masuk klub pendatang miliarder terbaru.
AbCellera sendiri berhasil melantai di Nasdaq pada 11 Desember 2020.
Pemerintah AS telah memesan 300.000 dosis bamlanivimab, antibodi yang ditemukan AbCellera dalam kemitraan dengan Eli Lilly yang menerima persetujuan FDA sebagai pengobatan Covid-19 pada November.
Baca juga: Respons Para Produsen Vaksin soal Varian Baru Virus Corona...
Sebagai ahli imunologi dan profesor kimia biologi dan farmakologi molekuler di Universitas Harvard, Springer adalah investor pendiri di Moderna pada 2010.
Saat itu, dia menanamkan modal sekitar 5 juta dollar AS untuk perusahaan tersebut.
Satu dekade kemudian, 3,5 persen sahamnya sekarang bernilai sekitar 1,6 miliar dollar AS.
Springer dikenal sebagai sosok yang aktif berinvestasi di bidang biotek, di mana dirinya memiliki saham kecil di perusahaan publik Scholar Rock and Morphic Therapeutic.
Springer berhasil mendapatkan bayaran terbesarnya pada 1999.
Saat itu, dia menjual LeukoSite, perusahaan bioteknologi yang dia dirikan pada 1993 kepada Millennium Therapeutics seharga 635 juta dollar AS.
Baca juga: AS Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Buatan Moderna