KOMPAS.com - Hampir setahun kasus pertama Covid-19 dilaporkan di Wuhan, China pada Desember 2019, dunia bisa saja mendekati awal dari berakhirnya pandemi.
Hal ini setelah ditemukannya vaksin untuk virus yang telah menewaskan lebih dari 1,7 juta orang di seluruh dunia.
Selain itu, proses vaksinasi Covid-19 sudah mulai berlangsung di AS, Inggris dan negara-negara lain, di mana perawatan antibodi menjanjikan membantu dokter melawan penyakit dengan lebih efektif.
Baca juga: Profil 7 Orang Terkaya di Indonesia, Siapa Saja Mereka?
Dilansir dari Forbes, Rabu (30/12/2020), berkat rentetan terobosan tersebut, sejumlah miliarder baru muncul pada 2020 dari jagat kesehatan.
Adapun kekayaan mereka didorong oleh lonjakan pasar saham saat investor berbondong-bondong ke perusahaan dalam pengembangan vaksin, perawatan, perangkat medis, dan hal lain yang berkaitan dengan kesehatan.
Secara keseluruhan, Forbes menemukan 50 miliarder baru yang muncul di sektor perawatan kesehatan pada 2020 ini.
Baca juga: Berikut 10 Raja Terkaya di Dunia
Berikut ini adalah 10 miliarder baru yang mendapatkan penghasilannya dari usaha peralatan medis hingga pengembangan vaksin dari Covid-19, seperti dilansir dari Forbes:
Dokter kelahiran Turki ini mendirikan BioNTech di Mainz, Jerman pada 2008 bersama istrinya, Ozlem Tureci, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Petugas Medis perusahaan.
Sahin, kini memiliki 17 persen saham dari perusahaan bioteknologi tersebut.
Saham dari BioNTech telah meningkat 160 persen sejak Januari didukung keberhasilan vaksin Covid-19 yang dikembangkan dalam kemitraan dengan Pfizer.
Baca juga: Berikut Kelompok yang Tidak Boleh Disuntik Vaksin Covid-19
Pengembangan vaksin dari kedua perusahaan tersebut, sudah dinyatakan FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat) 95 persen efektif dalam melawan virus Covid-19.
Dosis pertama dari vaksin itu sendiri diluncurkan di Inggris pada 8 Desember dan di AS pada 14 Desember, dengan lebih banyak dosis disediakan untuk Uni Eropa, Jepang dan Kanada.
Sebelumnya, Sahin dan sang istri mendirikan perusahaan biofarma Ganymed Pharmaceuticals pada 2001. Namun, perusahaannya itu mereka jual ke Astellas Pharma yang berbasis di Jepang pada 2016.
Baca juga: Mengenal Vaksin Sinovac yang Telah Tiba di Indonesia
Pria kelahiran Perancis ini adalah CEO dari Moderna yang berbasis di Massachusetts, AS.
Sebelum menjadi CEO dari Moderna, Bancel sebelumnya pernah menjadi CEO dari perusahaan diagnostik Prancis BioMérieux.
Saat ini, Bancel memiliki 6 persen saham Moderna, walaupun turun sekitar 9 persen saat pertama kali dirinya menjadi miliarder pada Maret lalu.
Baca juga: Moderna Klaim Vaksinnya Mampu Melindungi Varian Baru Covid-19 di Inggris
Pada 18 Desember sendiri, vaksin Covid-19 Moderna merupakan vaksin kedua yang sudah disetujui regulator di AS.
Vaksin Moderna juga sudah dinilai efektif sebesar 95 persen dalam menangkal virus Covid-19.
Dosis pertama vaksin dari Moderna akan diberikan ke AS, yang memesan 200 juta dosis dengan opsi untuk 300 juta lebih.
Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?
Yuan memiliki 24 persen saham dari salah satu produsen vaksin terkemuka di China, Shenzhen Kangtai Biological Products usai perceraian dengan ketua perusahaan Du Weimin pada Juni.
Perpisahan tersebut seketika menjadikan penduduk Shenzhen itu sebagai wanita terkaya di Kanada.