Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 5 Tradisi Masyarakat Saat Peringatan 1 Suro

Kompas.com - 21/08/2020, 13:19 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahun Baru Islam 1 Muharam 1442 H yang jatuh pada Kamis (20/8/2020) kemarin disambut dengan berbagai cara oleh masyarakat Indonesia.

Akulturasi dengan budaya daerah, menghasilkan tradisi unik di sejumlah daerah pada saat peringatan Tahun Baru Islam.

Mengutip Harian Kompas, 20 Juli 1990, masyarakat Jawa tradisional di sekitaran Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur, juga mengenal pergatian tahun ini dengan nama 1 Suro.

Mereka memaknai dengan penghayatan, prihatin, religius, dan penuh meditasi.

Untuk menyambut pergantian tahun ini, masyarakat biasanya mempersiapkan dengan matang, baik secara perseorangan atau kelompok.

Puasa mutih, mandi di tengah malam, meditasi, ziarah ke makam atau ke gunung, berjalan kaki sepanjang malam, hingga mengelilingi tembok keraton merupakan hal yang biasa dilakukan.

Berikut lima di antaranya tradisi masyarakat Jawa saat malam 1 Suro:

1. Jamasan Pusaka

Sejumlah pusaka peninggalan Bupati Semarang pertama, yakni Sunan Pandanaran II dijamas di pendopo Bupati Semarang, di Ungaran, Selasa (11/10/2016) siang oleh para pamong budaya setempat.KOMPAS.COM/SYAHRUL MUNIR Sejumlah pusaka peninggalan Bupati Semarang pertama, yakni Sunan Pandanaran II dijamas di pendopo Bupati Semarang, di Ungaran, Selasa (11/10/2016) siang oleh para pamong budaya setempat.

Tradisi jamasan pusaka menjadi salah satu kegiatan yang identik dilakukan pada bulan Suro.

Tradisi tersebut hadir di banyak tempat di pulau Jawa, baik di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan juga Yogyakarta.

Seperti diberitakan Kompas.com, 1 September 2019, maksud dan tujuan jamasan pusaka yakni untuk mendapatkan keselamatan, perlindungan, dan ketentraman.

Upacara jamasan pusaka umumnya dilakukan secara bertahap. Pusaka yang dijamasi biasanya berbentuk keris, tombak, dan benda-benda pusaka lainnya.

Adapun, tahapan-tahapan yang dilalui dalam upacara tersebut dimulai dengan pengambilan pusaka dari tempat penyimpanannya, tirakatan (semedi), arak-arakan, dan tahap jamasan atau pemandiam.

Sebagian masyarakat Jawa menyakini benda-benda pusaka tersebut mempunyai kekuataan gaib yang akan mendatangkan berkah apabila dirawat dengan cara dibersihkan atau dimandikan.

2. Sedekah laut

Warga Pantai Baron, Gunungkidul, Menggelar Tradisi Labuhan Untuk Ucapan Syukur  kepada Tuhan dan Menyambut Tahun Baru Hijriah Senin (10/9/2018)Kompas.com/Markus Yuwono Warga Pantai Baron, Gunungkidul, Menggelar Tradisi Labuhan Untuk Ucapan Syukur kepada Tuhan dan Menyambut Tahun Baru Hijriah Senin (10/9/2018)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com