Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban 511 Epidemiolog tentang Kapan Bisa Melakukan Aktivitas Seperti Biasa Lagi

Kompas.com - 12/06/2020, 14:47 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

  • Berhenti memakai masker:

Sekarang: 4 persen
Musim panas: 3 persen
Musim gugur: 7 persen
Musim dingin: 11 persen
Musim semi tahun depan: 21 persen
Setahun mendatang: 52 persen
Tidak pernah: 1

"Sulit untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berhenti menutupi wajah. Saya merasa sulit untuk percaya bahwa ada orang yang terburu-buru untuk mengakhiri praktik ini," ujar  Amy Padula dari Universitas California-San Francisco. 

Kesehatan mental juga penting

Kebanyakan epidemiolog juga setuju bahwa kegiatan di luar ruangan dan dalam kelompok-kelompok kecil lebih aman daripada berada di dalam ruangan atau di tengah keramaian, selain itu masker juga akan diperlukan untuk waktu yang lama.

"Udara segar, matahari, sosialisasi, dan aktivitas yang sehat akan sama pentingnya bagi kesehatan mental saya dengan kesehatan fisik saya," kata Anala Gossai, seorang ilmuwan di Flatiron Health, sebuah perusahaan teknologi kesehatan.

Beberapa epidemiolog mengatakan mereka akan menahan diri dari hampir semua kegiatan di luar rumah sampai vaksin untuk virus telah didistribusikan secara luas.

"Saya tidak terlalu suka bekerja di rumah, tetapi saya pikir bekerja di ruang dan bersama banyak orang adalah hal paling berbahaya yang bisa kami lakukan," kata Sally Picciotto dari University of California, Berkeley.

Wawancara ini telah selesai dikumpulkan pada minggu terakhir Mei, sebelum kematian George Floyd yang memicu protes di seluruh negeri. Demonstrasi massal ini kemungkinan akan menyebabkan peningkatan kasus, kata beberapa ahli epidemiologi.

"Ada risiko, dan jelas berdampak masyarakat yang paling terpukul oleh pandemi, dan ini sangat memilukan," kata Andrew Rowland dari University of New Mexico.

Baca juga: Swedia Disebut Terapkan Herd Immunity, Begini Bahayanya Menurut Epidemiolog

Salon rambut relatif aman

Beberapa mengatakan salon rambut relatif aman, karena mereka biasanya tidak ramai dan memiliki persyaratan kebersihan, sementara yang lain mengatakan potong rambut memiliki risiko tinggi karena kontak tatap muka.

Empat puluh satu persen akan pergi ke salon rambut sekarang atau musim panas ini, tetapi 19 persen berencana untuk menunggu setidaknya satu tahun.

"Ini benar-benar merupakan pilihan antara perilaku berisiko dan melihat diri Anda di cermin dengan lebih rapi," kata Robert A. Smith dari American Cancer Society, yang menyebut bahwa potong rambut mungkin sepadan dengan risikonya

Sepertiga mengatakan mereka akan menghadiri pesta makan malam di rumah seorang teman musim panas ini, sementara seperlima mengatakan mereka akan menunggu lebih dari setahun, atau sampai ada vaksin.

Ahli epidemiologi mengatakan mereka membuat keputusan berdasarkan data yang tersedia untuk wilayah mereka tentang hal-hal seperti infeksi dan pengujian.

Sebelum memilih apakah akan melakukan suatu kegiatan, mereka mungkin mengevaluasi apakah orang mengenakan masker, apakah ada pembatasan jarak fisik, dan apakah ada cara alternatif untuk melakukannya.

Sementara pemakaman dan pernikahan membawa risiko dengan menyatukan kelompok besar orang, beberapa mengatakan mereka akan memprioritaskan menghadiri pemakaman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com