KOMPAS.com - Sudah bukan hal baru, ketika berbuka puasa biasanya dianjurkan untuk makan atau minum sesuatu yang manis.
Makanan atau minuman manis itu disebut bisa mengembalikan tenaga yang seharian terkuras setelah berpuasa.
Benar kah demikian?
Baca juga: 5 Tips Puasa bagi Penderita Maag agar Tetap Lancar dan Nyaman
Tidak semua yang manis baik
Dokter sekaligus Ahli Gizi Komunitas dr. Tan Shot Yen, M.Hum menyebutkan, tidak sembarang makanan atau minuman manis baik untuk berbuka puasa.
"Hati-hati dengan hipnotis iklan, saya enggak pernah setuju dengan minum manis (untuk berbuka puasa), gula darah dan insulinnya ikut kejut, ngeri dan merusak," kata dia saat dihubungi Jumat (24/4/2020) siang.
Sebagai gantinya, asupan manis itu bisa didapatkan dari beberapa biji buah kurma, sebagaimana disunahkan dalam agama.
"Sunah Nabi, takjil kan cuma membatalkan puasa dengan air-satu-satunya cairan yang paling mudah diserap tubuh sebagai konsep rehidrasi dan kurma. Manis tapi bukan hanya gula saja. Kurma itu high fibre, tinggi mineral dan antioksidan," sebut dia.
Bahkan, di negara-negara timur tengah, kurma disebut sebagai camilan yang menyehatkan karena mandungan-kandungan tersebut.
"(Manisnya kurma) enggak sama dengan teh manis dan kolak," kata Tan.
Baca juga: Bagaimana Berpuasa Secara Aman di Tengah Pandemi Corona?
Jangan terlalu banyak makan
Selan itu biasanya, banyak orang yang mengumpulkan berbagai jenis makanan dan minuman di meja sebagai persiapan untuk berbuka puasa.
Karena lapar mata, akhirnya semua itu dikumpulkannya dan siap disantap ketika bedug maghrib berbunyi.
Padahal, pada akhirnya semua makanan atau minuman itu tidak akan sanggup dihabiskan, karena ternyata perut cepat kenyang.
Untuk itu, tidak usah memakan terlalu banyak jenis makanan dan minuman saat berbuka, khususnya saat membatalkan puasa.
Baca juga: Kota Dubrovnik, Sejarah dan Awal Mula Konsep Karantina Penyakit dari Abad ke-14