Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Kompas.com - 17/04/2024, 16:00 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Dengan kata lain, para Romusha tidak hanya bekerja di wilayah atau negaranya sendiri, melainkan juga dikirim ke negara-negara yang diduduki Jepang melalui Romukyokai.

Baca juga: Mengapa Jepang Menyebut Romusha sebagai Pahlawan Pekerja?

Para Romusha yang direkrut oleh Romukyokai sering kali diperlakukan tidak adil oleh pemerintah Jepang.

Di tempat kerja, mereka kerap tidak diperbolehkan untuk mengambil libur kerja.

Pada 1942 misalnya, ketika para pekerja tambang minyak di Pulau Sambu tidak diperbolehkan mengambil cuti kerja saat lebaran.

Bahkan, para Romusha juga mendapatkan hukuman dari mandor atau para Heiho yang mengawasi mereka bekerja.

Tidak sedikit pula Romusha yang dibiarkan kelaparan karena makanan yang diberikan tidak cukup untuk mereka.

Beragam bentuk kekejaman dan serangan penyakit menyebabkan angka kematian Romusha tinggi.

 

Referensi:

  • Shigeru Sato. (n.d.). Labour Relations in Japanese Occupied Indonesia. University of Newcastle, Australia.
  • Yoichi Nakano. (1997). Japan War's Time of Colonial Labor: Taiwan and Korea (1937-1945). The University of British Colombia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com