Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Kerja Rodi dan Romusha

Kompas.com - 20/06/2023, 11:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Kerja rodi dan romusha merupakan dua program kerja paksa yang pernah diterapkan di Indonesia pada masa penjajahan.

Kerja rodi adalah sistem kerja paksa yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda kepada rakyat Indonesia.

Sedangkan romusha adalah sebutan bagi orang-orang yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia.

Dari pengertiannya dapat diketahui bahwa kerja rodi diberlakukan pada masa penjajahan Belanda, sementara romusha dilaksanakan pada zaman pendudukan Jepang.

Dua kebijakan tersebut memiliki kesamaan dalam mengesploitasi tenaga rakyat Indonesia untuk kepentingan penjajah.

Lantas, apa saja perbedaan dan persamaan kerja rodi dan romusha?

Baca juga: Penerapan Kerja Rodi Zaman Daendels

Kerja rodi

Kerja rodi adalah sistem kerja paksa yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda kepada rakyat Indonesia.

Sistem ini dimulai pada masa Indonesia dipimpin oleh Gubernur Hindia Belanda Herman Willem Daendels, dari 1808 hingga 1811.

Saat itu, Daendels diberi tugas untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.

Salah satu program yang dilakukan selama masa tugasnya adalah kerja rodi.

Kerja rodi bertujuan untuk membangun infrastruktur demi menunjang pergerakan ekonomi maupun militer Belanda di Indonesia.

Bentuk kerja yang harus dilakukan rakyat selama diberlakukan kerja rodi adalah membuat fasilitas jalan atau jembatan, membangun benteng, membangun pelabuhan, dan kerja di perkebunan pemerintah.

Baca juga: Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36

Salah satu contoh kerja rodi yang terkenal adalah pembangunan Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan yang mencapai 1.000 kilometer.

Seharusnya para tenaga kerja rodi diupah dengan beras, garam, dan uang tunai.

Sayangnya, upah rendah yang menjadi hak para pekerja justru dikorupsi oleh penguasa lokal, sehingga para pekerja umumnya tidak mendapat imbalan.

Akibatnya, para pekerja menderita kelaparan, mudah terserang penyakit, dan akhirnya meninggal dunia.

Korban meninggal juga banyak diakibatkan oleh siksaan para petugas, yang memaksa pekerja untuk bekerja di luar batas kemampuannya.

Korban terbesar kerja rodi berasal dari program pembangunan Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan, yang diperkirakan memakan korban jiwa sebanyak 12.000 orang.

Baca juga: Mengapa Daendels Dipanggil Pulang ke Belanda?

Romusha

Romusha adalah sebutan bagi orang-orang yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia.

Sistem kerja paksa ini diberlakukan Jepang sejak menduduki Indonesia pada 1942 hingga 1945.

Sama seperti kerja rodi, tujuan romusha adalah melakukan pekerjaan pembangunan yang berat, baik dalam proyek militer maupun pekerjaan umum.

Program ini dilakukan Pemerintah Jepang untuk mendukung tentaranya yang bertempur di garis depan melawan pasukan Sekutu.

Bentuk kerja yang harus dilakukan oleh para romusha yaitu:

  • Membuat pusat pertahanan seperti benteng
  • Menggali terowongan bawah tanah di daerah perbukitan
  • Menggali parit pertahanan
  • Membangun lapangan terbang
  • Mendirikan bangunan militer di garis depan perang
  • Membangun jalan raya
  • Membangun rel kereta api
  • Membangun jembatan

Baca juga: Romusha: Pengertian, Latar Belakang, dan Tujuannya

Seharusnya, para romusha juga mendapatkan upah, tetapi sering kali dikorupsi oleh pejabat setempat seperti kepala desa atau camat.

Berbeda dari para pekerja kerja rodi, romusha tidak hanya ditugaskan di wilayah sekitarnya.

Para romusha ada yang ditempatkan di keresidenannya, dalam satu provinsi, di luar daerah, bahkan di luar negeri seperti di Malaysia dan Myanmar.

Persamaan romusha dan kerja rodi lainnya adalah, sama-sama menyiksa dan menyengsarakan rakyat Indonesia hingga mengakibatkan banyak korban berjatuhan.

Namun, banyak yang menyebut romusha lebih kejam dari kerja rodi karena korban yang ditimbulkan jauh lebih banyak dan dampaknya lebih luas.

Perkiraan jumlah korban romusha di Indonesia sangat bervariasi, antara dari puluhan ribu hingga ratusan ribu orang.

Baca juga: Romusha dan Dampaknya bagi Indonesia

Persamaan dan perbedaan kerja rodi dan romusha

Dari penjelasan terkait kerja rodi dan romusha, dapat disimpulkan bahwa dua kebijakan ini sama-sama dilakukan di bawah tekanan oleh kelompok yang relatif besar atau pemerintah kolonial.

Kerja rodi dan romusha sama-sama bertujuan melakukan pekerjaan pembangunan yang berat, baik dalam proyek militer maupun pekerjaan umum demi mendukung kepentingan pemerintah kolonial.

Seharusnya, para pelaku kerja rodi dan romusha mendapatkan upah, tetapi sering kali dikorupsi oleh pejabat setempat seperti kepala desa atau camat.

Romusha dan kerja rodi juga sama-sama menyiksa dan menyengsarakan rakyat Indonesia hingga mengakibatkan banyak korban berjatuhan.

Baca juga: Mengapa Jepang Menyebut Romusha sebagai Pahlawan Pekerja?

Di samping persamaan-persamaan tersebut, kerja rodi dan romusha juga memiliki beberapa perbedaan, yang dapat dipahami dengan mudah pada tabel berikut ini.

  Kerja rodi Romusha
Pembuat kebijakan Pemerintah Belanda Pemerintah Jepang
Waktu pelaksanaan 1808-1811 1942-1945
Tujuan Menunjang pergerakan ekonomi maupun militer Belanda di Indonesia agar dapat bertahan dari ancaman Inggris Menunjang pergerakan ekonomi maupun militer Jepang di Indonesia agar dapat bertahan dari ancaman Sekutu
Lokasi pelaksanaan Pulau Jawa Berbagai wilayah pendudukan Jepang (Indonesia, Malaysia, Myanmar)
Korban Puluhan ribu jiwa Puluhan ribu hingga ratusan ribu jiwa

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com