KOMPAS.com - Romusha adalah sebutan bagi orang-orang yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia, yang berlangsung antara 1942 hingga 1945.
Romusha menjadi salah satu ujian terberat rakyat selama masa penjajahan, karena menimbulkan banyak korban jiwa.
Pada umumnya, para romusha adalah petani miskin yang direkrut kemudian dikirim ke berbagai daerah yang membutuhkan jasa mereka.
Bagaimana cara yang dilakukan orang Jepang untuk merekrut rakyat menjadi pekerja romusha?
Baca juga: Romusha: Pengertian, Latar Belakang, dan Tujuannya
Jepang secara resmi menguasai Indonesia mulai Maret 1942.
Segera setelah itu, kebijakan romusha dijalankan dalam rangka mendukung tentara Jepang yang bertempur di garis depan melawan Sekutu.
Romusha di Indonesia ditugaskan untuk melakukan pekerjaan pembangunan yang berat, baik dalam proyek militer maupun pekerjaan umum.
Adapun pekerjaan yang harus dilakukan para romusha adalah membuat pusat pertahanan seperti benteng, menggali terowongan bawah tanah dan parit pertahanan, membangun lapangan terbang, mendirikan bangunan militer, serta membangun jalan raya, rel kereta api, dan jembatan.
Baca juga: Kinrohosi, Kebijakan Jepang yang Menyerupai Romusha
Cara yang dilakukan orang Jepang untuk merekrut rakyat menjadi pekerja romusha pada awalnya tidak terlihat memaksa.
Mulanya, romusha adalah tenaga sukarela, yang diikuti oleh para pengangguran yang mendaftarkan diri untuk mendapatkan upah.
Di samping itu, ada pula yang direkrut oleh kepala desa atau camat setempat.
Para romusha biasanya bekerja di wilayah keresidenan atau provinsi asal mereka sendiri dengan jangka waktu selama beberapa bulan saja.
Pada tahun pertama penjajahan Jepang, rekrutmen romusha merupakan kebijakan rasional yang bertujuan memobilisasi jutaan penganggur untuk merehabilitasi dan membangun Pulau Jawa.
Kebijakan seperti ini pernah juga dilakukan oleh beberapa negara Barat selama krisis ekonomi pada 1930-an.
Baca juga: Soekarno Mandor Romusha, Bagaimana Faktanya?
Jepang menggunakan para pemimpin Indonesia untuk mempopulerkan romusha, salah satunya Soekarno.