Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Pemerintah Jepang Merekrut Tenaga Romusha

Kompas.com - 19/06/2023, 17:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Dalam autobiografinya, Soekarno pernah menyalahkan diri sendiri karena mempropagandakan program rekrutmen romusha.

Namun, tokoh-tokoh yang dinilai lebih bertanggung jawab untuk menjerumuskan rakyat adalah para pejabat setempat.

Mereka kerap mengeruk untung atas setiap tenaga romusha yang diserahkan kepada tim rekrutmen seraya melindungi keluarga dan teman-temannya sendiri.

Baca juga: Apa Itu Romusha?

Berubah menjadi perbudakan

Meski secara teratur memperoleh upah, hasil yang diterima romusha sangatlah rendah.

Besaran upah tergantung pada kemampuan mereka, yang umumnya langsung dipotong untuk dikirim ke keluarganya.

Mirisnya, upah mereka banyak yang tidak sampai ke tangan keluarga karena diselewengkan.

Selain pekerjaan berat dan upah yang rendah, persoalan yang harus dihadapi romusha adalah kekurangan makan.

Mereka hanya diberi jatah sangat sedikit, dan dalam banyak kasus masih dicuri oleh para mandor.

Penderitaan mereka semakin bertambah ketika istem pengerahan romusha mulai berubah menjelang akhir 1943, ketika Jepang mengambil sikap bertahan dan mengamankan dirinya dari Sekutu dengan bantuan militer selama waktu tertentu.

Pada titik ini, romusha telah berubah menjadi perbudakan karena permintaan peningkatan pasokan tenaga kerja oleh Pemerintah jepang.

Baca juga: Terowongan Niyama Romusha: Sejarah, Pembangunan, dan

Perekrutan romusha dilakukan dalam skala besar dan secara sistematis.

Semua pejabat lokal seperti camat atau kepala desa, diminta untuk menyediakan kuota tetap pekerja.

Selain itu, proses rekrutmennya dilakukan secara paksa, di mana para tentara Jepang diterjunkan untuk mengejar orang-orang yang berpotensi jadi romusha sampai ke pelosok desa.

Para romusha tidak hanya dipekerjakan di sekitar daerahnya, tetapi hingga ke luar negeri seperti Malaysia dan Myanmar.

Masa kerja mereka juga tidak lagi hanya bekerja selama hitungan bulan, tetapi lebih dari satu tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Pura Lempuyang Luhur di Bali

Sejarah Pura Lempuyang Luhur di Bali

Stori
Sayyid Sulaiman, Pendiri Pondok Pesantren Sidogiri

Sayyid Sulaiman, Pendiri Pondok Pesantren Sidogiri

Stori
Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Stori
Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com