Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Bhinneka Tunggal Ika

Kompas.com - 09/02/2023, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.

Kata Bhinneka berasal dari dua kata, yaitu bhinna yang artinya terpisah, berbeda, serta kata ika berarti itu.

Sementara itu, kata tunggal berarti satu, sehingga Bhinneka Tunggal Ika berarti itu berbeda, itu satu.

Maknanya adalah meskipun beraneka ragam pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu-kesatuan.

Bhinneka Tunggal Ika diakui sebagai semboyan bangsa Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara.

Baca juga: Mengapa Bhinneka Tunggal Ika Menjadi Semboyan Bangsa Indonesia?

Asal-usul 

Asal-usul Bhinneka Tunggal Ika bermula pada abad ke-14, masa Kerajaan Majapahit.

Sebab, semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam kitab kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular yang digubah pada masa kekuasaan Raja Rajasanagara Majapahit, yaitu Hayam Wuruk.

Dalam Kitab Sutasoma, Mpu Tantular menyebutkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika dijadikan sebagai titik temu agama-agama yang berbeda di Nusantara.

Kitab karya Mpu Tantular ini mengajarkan toleransi antar agama dan menjadi ajaran yang dianut oleh pemeluk agama Hindu dan Buddha.

Adapun sajak penuh dalam Kitab Sutasoma yang menyebutkan kata Bhinneka Tunggal Ika ada pada kutipan dari pupuh 139, bait 5, berbunyi sebagai berikut:

Rwâneka dhâtu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Artinya:

Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Baca juga: Sejarah Garuda Pancasila, Lambang Negara Indonesia

Dijadikan semboyan bangsa Indonesia

Kata Bhinneka Tunggal Ika juga dimuat dalam sebuah tulisan bertajuk Verspreide Geschriften yang ditulis oleh seorang orientalis ahli bahasa Belanda bernama Johan Hendrik Casper Kern.

Tulisan Hendrik Kern itu kemudian dibaca oleh salah seorang tokoh nasionalis, yakni Mohammad Yamin sekitar tujuh abad setelah kitab kakawin Sutasoma dibuat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com