Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Asal-usul Bhinneka Tunggal Ika

Kata Bhinneka berasal dari dua kata, yaitu bhinna yang artinya terpisah, berbeda, serta kata ika berarti itu.

Sementara itu, kata tunggal berarti satu, sehingga Bhinneka Tunggal Ika berarti itu berbeda, itu satu.

Maknanya adalah meskipun beraneka ragam pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu-kesatuan.

Bhinneka Tunggal Ika diakui sebagai semboyan bangsa Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara.

Asal-usul 

Asal-usul Bhinneka Tunggal Ika bermula pada abad ke-14, masa Kerajaan Majapahit.

Sebab, semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam kitab kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular yang digubah pada masa kekuasaan Raja Rajasanagara Majapahit, yaitu Hayam Wuruk.

Dalam Kitab Sutasoma, Mpu Tantular menyebutkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika dijadikan sebagai titik temu agama-agama yang berbeda di Nusantara.

Kitab karya Mpu Tantular ini mengajarkan toleransi antar agama dan menjadi ajaran yang dianut oleh pemeluk agama Hindu dan Buddha.

Adapun sajak penuh dalam Kitab Sutasoma yang menyebutkan kata Bhinneka Tunggal Ika ada pada kutipan dari pupuh 139, bait 5, berbunyi sebagai berikut:

Rwâneka dhâtu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Artinya:

Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Dijadikan semboyan bangsa Indonesia

Kata Bhinneka Tunggal Ika juga dimuat dalam sebuah tulisan bertajuk Verspreide Geschriften yang ditulis oleh seorang orientalis ahli bahasa Belanda bernama Johan Hendrik Casper Kern.

Tulisan Hendrik Kern itu kemudian dibaca oleh salah seorang tokoh nasionalis, yakni Mohammad Yamin sekitar tujuh abad setelah kitab kakawin Sutasoma dibuat.

Mohammad Yamin kemudian memperkenalkan frasa itu dalam Sidang BPUPKI Pertama yang diselenggarakan tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945.

Selain Yamin, semboyan Bhinneka Tunggal Ika juga diusulkan oleh Presiden Soekarno saat sedang merancang simbol negara Garuda Pancasila.

Setelah itu, semboyan Bhinneka Tunggal Ika dimasukkan ke dalam Garuda Pancasila sebagai lambang negara Indonesia.

Alasan Bhinneka Tunggal Ika dijadikan semboyan negara Indonesia karena kata ini dianggap dapat mewakili pandangan negara Indonesia dan dapat memperteguh kedaulatan bangsa.

Referensi:

  • Santoso, Soewito Sutasoma. (1975). A Study in Old Javanese Wajryana. New Delhi: International Academy of Culture.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/09/130000579/asal-usul-bhinneka-tunggal-ika

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke