Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Perang Hitu I

Kompas.com - 27/05/2024, 19:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perang Hitu I berlangsung selama sembilan tahun, yakni dari tahun 1634 hingga 1643.

Tokoh pemimpin perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda dalam Perang Hitu I adalah Kapitan Kakiali.

Perang Hitu I berakhir setelah Kapitan Kakiali dibunuh secara licik oleh Belanda.

Berikut ini sejarah singkat Perang Hitu I.

Baca juga: Penyebab Perlawanan Rakyat Hitu terhadap Belanda

Penyebab Perang Hitu I

Kedatangan Belanda pada 1599 di Kepulauan Maluku mulanya disambut dengan baik oleh rakyat Hitu.

Pada 1605, Belanda melalui kongsi dagangnya, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), telah membuat kontrak atau perjanjian dengan kepala daerah setempat.

Isi kontrak tersebut utamanya membahas mengenai aturan perdagangan rempah dan kesepakatan antara dua belah pihak untuk saling melindungi.

Namun seiring waktu, VOC bertindak semena-mena terhadap rakyat dan menggunakan kontrak tersebut untuk mengatur setiap aspek kehidupan masyarakat.

VOC semakin menyengsarakan rakyat dengan penerapan Pelayaran Hongi atau Hongitochten.

Hongitochten adalah pelayaran yang dilakukan oleh VOC dengan menggunakan senjata lengkap untuk mengawasi jalannya monopoli perdagangan.

Apabila ditemukan pelanggaran, biasanya para pelanggar akan dikenai hukuman yang disebut ekstirpasi atau pemusnahan pohon rempah-rempah, karena hasil yang berlebihan dianggap merugikan karena harganya akan jatuh.

Akibat kebijakan VOC tersebut, rakyat Hitu yang hidupnya semakin sengsara di wilayahnya sendiri, mengadakan perlawanan yang dipimpin oleh Kakiali.

Baca juga: Pelayaran Hongi: Tujuan dan Dampaknya

Kronologi Perang Hitu I

Perlawanan rakyat Hitu untuk pertama kali atau disebut Perang Hitu I, dipimpin oleh Kakiali, seorang Kapitan Hitu.

Kakiali mempersiapkan kekuatan dengan membentuk pasukan inti yang terdiri dari penduduk Muslim di jazirah Hitu, Seram Selatan, Hatuhaha di pulau Haruku, dan Iha di Saparua.

Bantuan utama Kakiali berasal dari Gimelaha Luhu dan Hoamoal, yang memiliki markas besar di benteng Lesiela.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com