Lebih jauh lagi desa harus mampu mempengaruhi pihak lain untuk sama-sama menggunakan prinsip tersebut yang saat ini sudah mulai terkikis.
Membangun konektivitas tidak harus dalam bentuk fisik semata, yang identik dengan membangun jalan, jembatan atau trasnportasi.
Saat ini media internet dapat dijadikan sarana dalam membangun konektivitas antar desa atau dengan pihak lain di luar desa. Namun, tidak semua warga menguasai teknologi ini. Edukasi dan mencontohkan merupakan Tindakan yang tepat untuk perubahan desa.
Kesejahteraan bukan hanya yang dapat dilihat secara fisik saja, namun desa yang beradab juga berorientasi pada kesejahteraan warganya yang non fisik. Apalah gunanya kemajuan desa, kalau warganya tidak merasakan kebahagiaan dan ketentraman.
Artinya keduanya harus berjalan beriringan satu sama lain. Pemenuhan kebutuhan perekonomian harus sejalan dengan pemenuhan kebutuhan spiritual warganya.
Meskipun pembangunan perekonomian maju, desa yang beradab tidak mengurangi atau melupakan tradisi dan agamanya. Kemajuan yang di capai bukan menghalalkan segala cara, melainkan tetap memegang prinsip kebenaran.
Dengan demikian untuk membangun desa yang beradab harus mempertahankan adat dan tradisi, mempunyai kepemimpinan yang kuat, dapat melihat potensi diri, menjalin relasi yang luas dan berorientasi pada Kesejahteraan warganya.
Baca juga: Kisah Makhluk Halus dan Usaha Warga Desa Torosiaje Menjaga Mangrove
Hari Harjanto Setiawan
Peneliti Pada Pusat Riset Kesejahteraan Sosial, Desa dan Konektifitas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya