Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Wajah Kaisar China 1.500 Tahun Lalu, Studi DNA Ungkap

Kompas.com - 02/04/2024, 15:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan berhasil merekonstruksi wajah seorang kaisar China yang memerintah 1.500 tahun lalu berdasarkan DNA-nya.

Rekonstruksi ini bukan hanya membantu para ilmuwan membuat perkiraan wajah, melainkan juga mempelajari apa yang mungkin menyebabkan kematiannya.

Baca juga: Mengapa Bangsawan China Kuno Dimakamkan dengan Baju dari Giok?

Kaisar China yang dimaksud adalah Kaisar Wu. Ia memerintah dinasti Zhou Utara China dari tahun 560 M hingga kematiannya pada tahun 578, pada usia 36 tahun.

Rekonstruksi wajah Kaisar Wu

Dikutip dari Live Science, Sabtu (30/3/2024), Kaisar Wu paling dikenal karena membangun militer yang kuat, memenangkan Turki dan menyatukan China utara setelah mengalahkan dinasati Qi Utara.

Namun, apa yang menyebabkan kaisar meninggal pada usia muda telah lama menjadi bahan perdebatan, dengan beberapa sejarawan bertanya-tanya apakah ia diracuni oleh saingannya dan yang lain menyatakan bahwa ia meninggal karena penyakit yang tidak diketahui.

Analisis DNA baru ini kemudian mengonfirmasi bahwa dia kemungkinan meninggal karena komplikasi stroke.

Para arkeolog awalnya menemukan makam Wu pada tahun 1996. Di dalamnya terdapat kerangka sang penguasa termasuk tengkorak yang hampir lengkap.

Dari situ peneliti dapat mengekstraksi DNA-nya untuk melakukan analisis genetik.

“Pekerjaan kami menghidupkan tokoh-tokoh sejarah,” kata rekan penulis studi Pianpian Wei, asisten profesor di Departemen Warisan Budaya dan Museologi di Universitas Fudan di Shanghai.

Sebelumnya, orang harus mengandalkan catatan sejarah atau mural untuk menggambarkan seperti apa rupa orang zaman dahulu.

Baca juga: Mengapa Makam Kaisar Pertama China Tak Pernah Dibuka?

Kaisar Wu lantas digambarkan sebagai pria bermata cokelat, rambut hitam, dan kulit lebih gelap, mirip dengan orang Asia Utara dan Timur masa kini.

Penelitian tersebut juga mengonfirmasi bahwa Wu secara etnis adalah Xianbei, sebuah kelompok nomaden yang tinggal di tempat yang sekarang disebut Mongolia dan bagian utara China.

Analisis DNA mengungkapkan bahwa orang-orang Xianbei bermigrasi ke selatan menuju China utara dan berpasangan dengan orang-orang yang beretnis Tionghoa Han.

“Ini adalah informasi penting untuk memahami bagaimana manusia purba menyebar di Eurasia dan bagaimana mereka berintegrasi dengan masyarakat lokal,” kata rekan penulis studi Shaoqing Wen, seorang mahasiswa doktoral ilmu arkeologi di Universitas Fudan.

Analisis baru ini sejalan dengan catatan sejarah yang menggambarkan Wu menderita afasia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com